Tuesday, August 28, 2018

CARA HENTIKAN DAKWAH HTI DAN STOP OPINI KHILAFAH



Pembubaran paksa HTI yang diharapkan dapat menghentikan opini khilafah sepertinya belum membuahkan hasil.
Mengapa demikian? Alih-alih lenyap, sampai saat ini opini khilafah masih saja berseliweran di media massa dan media sosial. Bahkan, opini tersebut muncul dari pihak-pihak yang saya yakini bukan seseorang atau institusi yang menjadi bagian dari Organisasi HTI, misalnya seperti Cak Nun, Habib Rizieq Shihab, dan CNN Indonesia. Kebetulan 3 pihak tersebut saat ini tengah menjadi opini hangat.
Terlepas dari khilafiah seputar pandangan terhadap khilafah dan pro kontra yang menyertainya, adanya opini mengenai khilafah telah menjadi jalan untuk menyampaikan ide terkait ajaran tersebut. Bukannya berhenti, malah makin digemari. Padahal, mulai dari fitnah, represif, hingga tindakan persekusi sudah dilakoni.
Lalu bagaimana cara untuk menghentikan opini khilafah?
Untuk menghentikan opini mengenai khilafah, tentu terlebih dahulu kita mesti memahami seperti apa karakter mantan anggota dan simpatisan HTI yang saat ini sudah dibubarkan dengan paksa. Kenapa mesti memahami mereka? Sebab merekalah yang selama ini dinilai berbagai pihak paling getol menyuarakan opini mengenai khilafah.
Perlu dipahami, meski HTI dibubarkan paksa, para anggota dan simpatisannya tidak lantas akan menghentikan kegiatan dakwahnya. Sebab mereka bukan berdakwah untuk menempatkan HTI dalam kekuasaan. Ada atau tidak adanya HTI, tidak akan menjadi penentu terus atau berhentinya dakwah mereka.
Bila diibaratkan pengendara motor yang habis bensin, pengendara tersebut tidak lantas diam. Tapi mendorong motornya ke SPBU terdekat dan melanjutkan perjalanan sampai ke tujuan.
Tujuan mereka adalah dilanjutkannya kehidupan Islam di muka bumi, baik dengan atau tanpa HTI.
Dulu, ketika HTI belum dibubarkan paksa, saya banyak berinteraksi dengan anggota dan simpatisannya.
Militansi mereka sulit dipahami oleh sebagian besar kalangan. Mereka tidak digerakan oleh uang. Maka militansi mereka sulit dipahami oleh para pemuja kekayaan. Mereka juga tidak digerakan oleh jabatan. Maka militansi mereka sulit dipahami oleh para pemuja kekuasaan. Mereka juga tidak digerakan oleh keinginan untuk menghancurkan. Maka militansi mereka juga sulit dipahami oleh para pemuja kekerasan.
Alih-alih mencari uang, justru mereka seringkali mengeluarkan uang untuk melakukan dakwah. Alih-alih mencari kekuasaan, justru mereka menolak untuk terlibat politik praktis dan meraih kursi di parlemen. Alih-alih melakukan tindakan kekerasan, mereka berbesar hati mengalah pada setiap penghadangan, persekusi, bahkan menutup sendiri website mereka dan menutup sendiri kantor-kantor resmi mereka ketika pembubaran paksa terhadap HTI dilakukan melalui pencabutan status badan hukum HTI dan adanya Perppu Ormas.
Pemerintah tidak mengerahkan satu personil aparat pun untuk menutup kantor HTI dan menurunkan spanduk-spanduk HTI.
Oleh karena itu, daripada menghabiskan waktu dan tenaga mencoba berbagai cara untuk menghentikan dakwah para mantan anggota dan simpatisan HTI, alangkah lebih baik untuk memahami dengan betul-betul terlebih dahulu, seperti apa karakter mereka.
Pertama, datangi mereka. Kedua, berbicara dengan mereka dan banyak lontarkan pertanyaan mengenai syariah dan kepemimpinan dalam Islam. Tanyalah bagaimana dulu para khalifah memimpin Umat Islam dan bagaimana khilafah melindungi Umat Islam dan Non Muslim.
Banyak-banyaklah berinteraksi dan bertukar ide dengan mereka dan carilah kelemahannya. Maka ketika sudah tiba saatnya mereka menampakan kesalahan-kesalahan dalam pendapatnya, sadarkanlah mereka. Niscaya mereka akan berhenti membicarakan syariah dan kepemimpinan dalam Islam. Dan niscaya opini seputar khilafah pun akan lenyap.
Namun demikian, bila tidak ditemukan kesalahan dalam ide-ide dan pemikiran pada mantan anggota dan simpatisan HTI. Maka justru berbagai upaya untuk menghalangi dan merintangi mereka mesti segera dihentikan.
Sebab, para mantan anggota dan simpatisan HTI tersebut digerakan oleh keyakinan terhadap janji Allah dan digerakan oleh perintah Allah. Maka, adanya halangan serta rintangan terhadap mereka, hanya malah justru semakin meyakinkan dan menguatkan mereka. Sebab, mereka meyakini adanya halangan dan rintangan merupakan keniscayaan dari kemenangan yang dijanjikan.
Oleh karena itu, saat ini, pihak-pihak yang ingin menghentikan para mantan anggota dan simpatisan HTI dihadapkan pada 3 pilihan:
1. Diam dan membiarkan mereka meraih kemenangan yang dijanjikan
2. Menghalangi dan menjadikan mereka justru makin bersemangat meraih kemenangan yang dijanjikan
3. Mendukung dan bergabung untuk bersama meraih kemenangan yang dijanjikan

No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D