Tuesday, August 28, 2018

ANTARA KEBANGKITAN PKI, MASA DEPAN UMMAT ISLAM DAN KEDAULATAN BANGSA INDONESIA



Oleh : Suripto SH (Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan)
1. Pada tahun 1972 saya bersama Prof Fuad Hasan dan Jenderal Soemitro Pangkopkamtib datang ke Pulau Buru. Kesimpulan saya adalah 90% tapol tidak paham politik. Mereka terbawa suasana dan menjadi ‘korban’ perseteruan elit politik era Perang Dingin. Yang sadar ideologi hanya 10% saja.
2. Perhitungan saya waktu itu dari 7 juta anggota PKI ada sekitar 200.000 anak keturunannya yang masih berusia di bawah 12 tahun, 20 tahun ke depan seberapa besar mereka ini menjadi ancaman? Sehingga saya terus berusaha mancari tahu di mana saja dan oleh siapa saja mereka ini dibina. Sehingga saya usulkan agar ada program untuk melakukan penelusuran secara mendalam terhadap mereka.
3. Ternyata ada yang dibina dan ditampung oleh yayasan, beberapa di antaranya yasasan Katolik. Tidak ada yayasan atau organisasi Islam yang membina mereka. Sekarang mereka berusia 40-45 tahun.
4. Pengikut PKI itu sama seperti pecandu narkoba. Harus dibina agar sembuh. Jadi kalau sekarang orang ramai bicara soal kebangkitan PKI itu sebenarnya tergantung pada 2 faktor; yaitu pertama siapa aktor-aktor yang memotivasi, dan kedua faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
KOMUNISME ADALAH SPARING PARTNER KAPITALISME
5. Deng Xiao Ping mencetuskan ide ‘One State Two Systems” (satu negara, dua sistem) sehingga Cina yang dulunya adalah negara komunis berubah menjadi negara kapitalis (kapitalisme negara, state capitalism).
6. Cina daratan sekarang ini berusaha melakukan hegemoni untuk menguasai dunia, bersaing dengan USA dan sekutu-sekutunya. Salah satunya melalui proyek OBOR (One Belt One Road) untuk menghidupkan kejayaan jalur sutra perdagangan dunia, dengan biaya 1 Trilyun USD (dari sekitar 28 T cadangan duit Cina).
7. OBOR dibangun di darat dan laut ke Eropa dan Amerika melalui berbagai negara di Asia Pasifik dan Afrika.
8. Salah satu jalur OBOR melewati Myanmar yang dari dulu dikenal sebagai jalur narkoba bagian dari segitiga emas narkoba di Asia (Burma, Laos, Thailand) sejak zaman Perang Candu. Saat ini saja kita lihat berton-ton narkoba masuk ke Indonesia dan mulai menyasar anak2 SD. (Apa jadinya kalau jalur segitiga emas narkoba Asia Tenggara itu terintegrasi dengan jalur infrastruktur OBOR Cina?)
9. Itulah mengapa Rohingya dibantai rezim junta militer Myanmar karena mereka sudah menjadi komprador dan bodyguard strategi global Cina melalui pembangunan infrastruktur, invasi dan investasi penguasaan Asia Tenggara. Pelabuhan internasional Cina akan dibangun di Myanmar yang punya akses laut ke Samudera Hindia, dan akan dilengkapi dengan jalur pipa gas. (Akses laut Cina selama ini harus melalui Laut Cina Selatan dan Selat Malaka).
10 Di samping itu banyak negara di Asia Tenggara yang sudah dikuasai Cina seperti Laos, Kambodia dan Malaysia. Banyak tanah di sekitar KL yang sudah dikuasai Cina. Cina akan mebuaat kota baru di negara-negara luar Cina sebagai ibukota Cina. Di Malaysia akan dibangun kota baru dilengkapi jalur KA ke Beijing via Johor Baru dengan anggaran Rp 500 Trilyun.
11. Meikarta juga diproyeksikan sebagai kota baru untuk persinggahan warga Cina dengan anggaran Rp 278 T. Semua adalah proyek ekspansionis hegemonis Cina untuk menguasai negara-negara di Asia.
12. Wisatawan dari Cina yang datang ke Indonesia berkisar 20% dari keseluruhan 6,7 juta turis asing di Indonesia (2016). Kita tidak tahu apakah mereka itu pulang lagi ke negaranya atau stay di Indonesia.
13 Kembali ke soal PKI, sebagai ancaman ideologi sebenanrnya sudah tidak ada. Gerakan komunis internasional (Kominter) sudah tidak ada. 1991 ketika Tembok Berlin runtuh sebenarnya menandai berakhirnya ideologi komunis di dunia.
14. Generasi penerus PKI ini hanya dijadikan sebagai alat untuk mengamankan proyek-proyek Cina di Indonesia. Seperti yang disampaikan Ustadz Abu Ridho di sesi awal tadi tentang adanya Keputusan Kongres Nasional ke-8 LMND (Liga Mahasiswa Nasional Indonesia) di Rangkasbitung yang dihadiri oleh anak-anak PKI. Mereka akan menguasai 7 desa di tiap kabupaten/kota dan akan mengamankan asset2 perusahaan dan proyek2 Cina di Indonesia.
15. Dendam kesumat PKI ini disalurkan melalui populisme (paham yang mementingkan rakyat kebanyakan). Sejalan dengan program Yahudi 1776 dan Protokol Zionis 1842 dengan jargon ‘One State, One Society. One Globe, One Government’ (Satu negara, satu masyarakat. Satu dunia, satu pemerintahan). Yahudi akan menguasai dunia melalui penguasaan pasar, penguasaan keuangan dan penguasaan sumber daya alam (SDA).
16. Yahudi sudah lama menguasai dunia. Keluarga Rotschild saja menguasai aset 1 Trilyun USD. Ada 12 keluarga besar Yahudi menguasai asset dan tersebar di USA, Eropa dan Australia.
17. Lantas apa kaitannya dengan PKI? Karl Marx adalah seorang Yahudi! Manifesto Komunis = Yahudi. Kapitalisme adalah merkantilisme. Sehingga sebenarnya KOMUNISME ADALAH SPARING PARTNER KAPITALISME. Sehingga saat kita lihat kebangkitan kaum new left (kiri baru) yang sekaligus juga muncul kebangkitan populisme di Barat. Populisme itu kini juga sudah diadopsi oleh kelompok-kelompok yang dendam kesumat tadi (anak-anak PKI).
SIKAP UMMAT ISLAM
18. Kita harus waspada atau diam saja? Menurut saya ummat Islam harus EKSTRA WASPADA. Karena ideologi 2 sistem (kapitalisme dan komunisme) itu tadi akan diterapkan juga di negara-negara lain di luar Cina, TERMASUK DI INDONESIA.
Dulu di zaman orde lama NASAKOM jelas sekali dibenturkan dengan ummat Islam dan TNI. Sehingga sikap Ummat Islam dan TNI juga tegas. Saat ini bisakan kebersamaan ummat Islam dan TNI itu dijalin lagi? Sementara banyak perwira-perwira militer yang sudah hidup enak sekarang.
INDONESIA HARUS BERDAULAT
19. Indonesia harus berdaulat! Jangan mau dijadikan obyek ekspansi dan populisme negara lain. Tahun 2030 akan muncul ANCAMAN BESAR yaitu perebutan PANGAN dan ENERGI di seluruh dunia. Penguasaan pangan oleh perusahaan Israel di Indonesia dilakukan melalui Cargill. Penguasaan energi khususnya di Papua oleh negara-negara asing, terutama gas, minyak bumi, energi surya dan panas bumi. Banyak perusahaan Israel yang mengincar beberapa wilayah di jabar dan Banten.
20. Cina juga sudah ancang-ancang akan merebut perkebunan dan pertanian di Papua. Sudah ada banyak kontrak antara kepala2 daerah dengan perusahaan2 Cina.
21. Di Sulawesi Tenggara ada tambang nikel. 50% penumpang pesawat Jakarta-Kendari PP adalah orang-orang Cina. Uranium (bahan nuklir) dengan deposit besar ditemukan di Sulbar, Kalteng dan Papua. Indonesia akan menjadi PUSAT PERTARUNGAN sumber daya alam!
22. Di antara kebangkitan PKI, masa depan ummat Islam dan kedaulatan bangsa Indonesia kita harus MEMBANGUN INDONESIA BARU, membersihkan kepentingan asing yang merusak kedaulatan.
23. Susun barisan! Bukan hanya menghadapi PKI tetapi yang lebih besar. Yaitu kaki tangan asing yang membuat kita tak berdaya. Sanggupkah kita mengamankan kedaulatan kita?
24. Jangan sampai Indonesia menjadi negara bermata uang Cina karena tak sanggup bayar utang ke Cina! Bisakah kita dengan tegas berkata seperti Mahathir Muhammad, ex PM Malaysia, bahwa kita sudah mulai dijajah?
25. Renungkan bersama! Tindak lanjuti! Ini hanya pengantar. Bikin posko-posko untuk mengantisipasi ancaman-ancaman tersebut. Terutama di Banten. Ancaman ini lebih berbahaya daripada letusan Gunung Agung, yang letusannya diyakini oleh banyak orang akan diikuti dengan pertumpahan darah (lagi).
Serang, 30 September 2017.
_(Disampaikan di depan para Tokoh, Alim dan Ulama Banten di Kota Serang)_

Urutan khilafah-khalifah



Dengan wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 632 M, umat Islam segera membaiat Abu Bakar ra sebagai pengganti beliau. Istilah pengganti ini dalam bahasa Arab adalah khalifah. Lengkapnya, khalifatu rasulillah atau pengganti Rasulullah. Maksudnya bukan menggantikan posisi kenabian Muhammad SAW, melainkan posisi beliau SAW sebagai pemimpin tertinggi umat Islam. Sebab nabi kita itu selain sebagi nabi, juga berperan sebagai pemimpin tertinggi umat Islam.
Selain itu, ada juga sebutan lain buat posisi tertinggi umat Islam sedunia, yaitu istilah Amirul Mukminin. Artinya adalah pemimpin umat Islam.
1. Khilafah Rasyidah
Khilafah Rasidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah SAW. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:
Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
‘Umar bin Khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
‘Utsman bin ‘Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
‘Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M) dan
Al-Hasan bin ‘Ali ra (tahun 40 H/661 M)
Masa berlakunya selama kurang lebih 30 tahun. 
2. Khilafah Bani Umayyah
Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
Mu’awiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M)
Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685-705 M)
Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M)
Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)
Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.
3. Khilfah Bani Abbasiyah
Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani ‘Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-‘Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah.
Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
Abul ‘Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
Abu Ja’far al-Manshur (tahun 137-159 H/754-775 M)
Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
Al-Mu’tashim Billah (tahun 618-228 H/833-842M)
Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
Al-Tha`i’ Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
Al-Qa`im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
Al-Mu’tadi Bi Amrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
Al-Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
Al-Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
Al-Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160 M)
Al-Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
Al-Mustadli`u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
Al-Naashir Lidinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
Al-Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
Al-Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
Al-Musta’shim Billah (tahun 640-656 H/1242-1258 M)
Al-Mustanshir Billah II (tahun 660-661 H/1261-1262 M)
Al-Haakim Biamrillah I (tahun 661-701 H/1262-1302 M)
Al-Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
Al-Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1343 M)
Al-Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
Al-Mu’tadlid Billah I (753-763 H/1354-1364 M)
Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah I (th. 763-785 H/1364-1386 M)
Al-Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
Al-Musta’shim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah II (th. 791-808 H/1392-1409 M)
Al-Musta’in Billah (tahun 808-815 H/1409-1416 M)
Al-Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416- 1446 M)
Al-Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
Al-Qa`im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
Al-Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah III (th 884-893 H/1485-1494 M)
Al-Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah IV (th 914-918 H/1515-1517 M)
Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar (Mongol), sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktnya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.
4. Khilafah Bani Utsmaniyyah
Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:
Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
Sulaiman al-Qanuni (tahun 926-974 H/1520-1566 M)
Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
Mushthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
Mushthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
Muhammad IV (tahun 1058-1099 H/1648-1687 M)
Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691 M)
Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
Mushthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
Ahmad III (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
Mahmud I (tahun 1143-1168 H/1730-1754 M)
‘Utsman III (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
Musthafa III (tahun 1171-1187 H/1757-1774 M)
‘Abdul Hamid I (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
‘Abdul Majid I (tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M)
‘Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
Muhammad Risyad V (tahun 1328-1338 H/1909-1918 M)
Muhammad Wahiddin (II) (th. 1338-1340 H/1918-1922 M)
‘Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M).
Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah ‘Abdul Majid II. Semenjak tumbangnya khilafah terakhir ini, berarti umat Islam telah hidup lebih dari selama (2017-1924= 93 tahun) tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.
Kepastian Kembalinya Khilafah
Lepas dari realitas di lapangan yang kurang menggembirakan, di mana umat Islam saat in menjadi budak barat, kekayaan alam mereka dijarah, ekonomi mereka terpuruk, nilai mata uang mereka sangat rendah, hutang luar negeri merekabertumpuk tak terbayar, pemuda mereka dirusak, wanita mereka menjadi hamba syahwat, bahkan masih ditambah lagi dengan rombongan Islam liberal dan sebagainya, namunmasih ada harapan.
Kita masih menemukan satu hadits dari Rasulullah SAW yang cukup melegakan, yaitu kabar gembira dari beliau bahwa suatu saat, khilafah ini akan kembali terbentuk, bahkan dengan kualitasnya yang rasyidah itu.
Sabda Rasulullah saw, “Kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi”.
Namun tentunya khilafah ini tidak akan terbentuk begitu saja, bila hanya dengan doa dan diam saja. Atau hanya dengan bicara dan demonstrasi saja. Setiap umat Islam meski bersinergi untuk saling menguatkan dan saling menyokong semua upaya untuk kembali kepada khilafah Islamiyah.
Sebab setiap elemen umat punya potensi yang mungkin tidak dimiliki oleh saudaranya. Maka seruan untuk kembali kepada khilafah seharusnya bukan sekedar lips service, namun harus diiringi dengan kerja nyata, pembinaan dan pengkaderan 1,5 milyar umat, pendirian lembaga pendidikan dan sekian banyak pos-pos penting umat. Lantas diiringi juga dengan kebesaran hati, keterbukaan sikap serta jiwa kepemimpinan dunia Islam yang mumpuni.
Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menyaksikan beridirnya khilafah Islamiyah semasa kita hidup. Sungguh sebuah kepuasan yang dimpikan oleh dunia Islam selama ini.

PANCASILA VS AL-QURAN



Skor: 7 : 1
(Pancasila Menang Mutlak! Al-Quran Kalah Telak!)

By: Anonim
Pancasila memang sakti. Saking saktinya, negeri ini perlu setiap tahun memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Pancasila sakti. Saking saktinya, cukup teriak, "Saya Indonesia, saya Pancasila," Anda tak akan dicap anti Pancasila meski Anda koruptor, penjual aset negara, dsb.
Pancasila sakti. Saking saktinya, al-Quran pun berkali-kali dibikin keok. Wuihh! Hebat banget Bro! Gimana ceritanya? Kapan Pancasila vs al-Quran bertarung?!
Ga percaya?! Ini beberapa buktinya:
Pertama: Lihat saja hari ini, dimana-mana orang bicara Pancasila. Dimana-mana orang mengukur segala hal dengan Pancasila. Baik-buruk diukur dg Pancasila. Halal-haram pun ditentukan oleh Pancasila. Dimana-mana orang bicara NKRI dan Pancasila harga mati. Yang bicara ya mulai orang awam, para pejabat, DPR, para menteri, Presiden, para politisi, pengamat politik, kaum intelektual bahkan hingga ulama, termasuk MUI dn banyak organisasi Islam.
Trus, al-Quran ditaruh dimana? Kapan bangsa yang mayoritas umat Islam ini bicara al-Quran? Kapan bangsa Muslim di negeri ini mengukur segala sesuatu dg al-Quran? Kapan pula negeri yang penduduknya mayoritas umat Islam lantang berkoar-koar "al-Quran harga mati"? Ga ada.
Bahkan ulama pun banyak yg lebih lantang menyuarakan Pancasila daripada meneriakkan kewajiban menerapkan syariah Islam secara kaffah sebagaimana diperintahkan al-Quran. Mereka pun seolah lebih suka mengunakan tolok ukur Pancasila daripada tolok ukur al-Quran. Misalnya utk menilai "halal-haram"-nya Khilafah, baik-buruknya kelompok yg berjuang menegakkan Khilafah, mereka menggunakan tolok ukur Pancasila, bukan al-Quran. Apa tidak sedih, Bro?!
Banyak pula orang lebih senang menuding pihak yg berseberangan dgn dirinya sebagai anti Pancasila daripada anti al-Quran. Seolah-olah anti Pancasila itu haram, tapi kalau anti al-Quran mah terserah elu! Emang gue pikirin! 😧😵
Maka skor 1:0 utk Pancasila alias 0:1 utk al-Quran.
Kedua: Karena Pancasila menjadi satu-satunya standar, maka Islam pun diukur dengan standar Pancasila, bukan sebaliknya. Hebat kan, Bro?! 👎Nah, jadi jangan aneh jika banyak ajaran Islam akan dituding tak sesuai dengan Pancasila. Contohnya ya Khilafah itu. Kok contohnya Khilafah lagi? Bukan apa-apa. Karena kebetulan aja istilah Khilafah lagi naik daun.
Coba Bro perhatikan. Al-Quran bicara Khilafah. Setidaknya itu yang dinyatakan oleh Mufassir terkemuka, Imam al-Qurthubi, saat menafsirkan ayat "Innii jaa'ilun fil ardhi khaliifah" dalam surat al-Baqarah. Dalam as-Sunnah lebih banyak lagi Rasulullah saw. bicara Khilafah. Dalam kitab-kitab para ulama, khususnya ulama Aswaja, lebih banyak lagi Khilafah dibincangkan. Yang luar biasa, kewajiban menegakkan Khilafah telah menjadi Ijmak Ulama (yang mengaku Aswaja, silakan kaji kembali secara jujur kitab2 para ulama Aswaja tentang Khilafah) selain menjadi Ijmak Sahabat.
Meski demikian, di dalam UU Ormas yg baru disahkan tiga hari lalu, secara tersirat Khilafah--yang notabene ajaran Islam--dianggap sebagai bertentangan dengan Pancasila. Otomatis para pengusungnya (baca: HTI) dituding anti Pancasila sehingga layak dibubarkan. Jika begitu, ga salah kan jika Islam pun harus keok lagi di bawah Pancasila?!
Maka skor 2:0 untuk Pancasila alias 0:2 untuk al-Quran.
Ketiga: Sekarang kita bicara ideologi negara ini. Tentu Pancasila, bukan Islam yg landasannya adalah al-Quran. Sebab, kalau Islam ideologinya, pasti negara ini akan disebut Negara Islam. Faktanya, siapapun menolak jika dikatakan Negara Indonesia adalah Negara Islam. Lucunya, banyak orang kemudian menolak jika Negara Indonesia disebut negara sekular. Kata mereka, "Indonesia bukan Negara Islam, tapi juga bukan negara sekular." (Jadi, negara "bukan-bukan" dong, Bro?!).😜🤣
Namun, banyak kalangan berdalih: tapi kan Pancasila digali dari nilai-nilai Islam. Ok, jika betul Pancasila digali dari nilai-nilai Islam, lalu mengapa Pancasila sering menuding kelompok-kelompok Islam yang memperjuangkan syariah Islam--termasuk di dalamnya Khilafah--sebagai anti Pancasila? Lho, kok ada ya sebuah ideologi yg digali dari nilai-nilai Islam tapi memusuhi syariah dan Khilafah Islam yang notabene bersumber dari al-Quran?! Lagi-lagi, dalam ranah ideologi, al-Quran keok saat bertanding dg Pancasila.
Alhasil, skor 3:0 utk Pancasila alias 0:3 utk al-Quran. Hidup Pancasila!😇😵
Keempat: Sekarang, mari kita bicara ekonomi. Di negeri Pancasila ini riba halal. Artinya, Pancasila menghalalkan riba. Bahkan riba menjadi pilar ekonomi negara ini. Buktinya, utang berbasis riba (bunga) menjadi salah satu sumber utama pemasukan APBN kita. APBN kita jelas dong selamanya sesuai dg Pancasila, tak mngkn bertentangan dg Pancasila.
Padahal kita tahu, al-Quran secara tegas telah mengharamkan riba. Bahkan riba dinilai sebagai salah satu dosa besar. Kata Nabi saw., "Satu dirham riba sama dosanya dengan 36 kali berzina." Apa ga ngeri, Bro?!😱
Artinya apa? Artinya, lagi-lagi dalam ranah ekonomi pun Pancasila benar-benar jumawa sehingga mampu membuat al-Quran bertekuk lutut. Pancasila sanggup menghalalkan apa yang telah diharamkan al-Quran.
Maka skor 4:0 utk Pancasila alias 0:4 utk al-Quran.
Kelima: Sekarang kita bicara moral. Zina pun halal di negeri Pancasila ini (ga ada tuh pasal perzinaan dlm KUHP kita). Artinya, Pancasila menghalalkan zina. Buktinya, tak ada seorang pezina pun di negeri ini yg dihukum atau dipenjarakan. Apalagi jika zina dilakukan di tempat "resmi" seperti Lokalisasi. Yang penting suka sama suka, katanya (He..he..mana ada pasangan berzina salah satu atau dua-duanya benci zina). 😁Makanya angka perzinaan selalu meningkat setiap saat karena banyak orang tak takut dihukum jika berzina (Ya, iya lah, hukumannya kan ga ada, Bro). Yang diharamkan Pancasila adalah perkosaan. Itu pun jika korban mengadukan masalahnya ke Polisi (artinya masuk delik aduan). Jika korban perkosaan merasa "nyaman"--meminjam kata Pa Nganu--ga layak kasusnya diadukan ke Polisi (Ada ya, Bro, wanita diperkosa, trus dia merasa "adem".Hi..hi..).
Padahal jelas, al-Quran telah secara tegas mengharamkan zina. Jangankan berzina, bahkan mendekatinya saja sudah diharamkan oleh al-Quran.
Itu baru zina. Belum termasuk pornografi, pornoaksi, LGBT, dll yg seolah dibiarkan sj keberadaannya di negeri Pancasila ini. Padahal semua itu jelas telah diharamkan al-Quran.
Dengan demikian, di bidang moral pun lagi-lagi al-Quran tidak berdaya di hadapan Pancasila.
Alhasil, skor 5:0 untuk Pancasila alias 0:5 untuk al-Quran.
Keenam: Sekarang kita bicara hukum. Al-Quran menegaskan: hukuman bagi pezina dicambuk seratus kali atau dirajam (berdasarkan ketentuan as-sunnah), pencuri dipotong tangan, koruptor bisa dihukum mati, dst.
Faktanya, Pancasila menetapkan hukum yg berbeda dengan ketetapan al-Quran. Pezina tak dihukum, pencuri sekadar dipenjara, para koruptor yang merugikan triliunan uang negara acapkali dihukum ringan, bahkan sering bebas. Lalu kemana ketetapan hukum al-Quran? Tentu dibuang jauh-jauh.😭😱
Alhasil, satu poin lagi untuk Pancasila sehingga skor 6:0.
Ketujuh: Sekarang kita bicara kedaulatan (hak membuat hukum). Al-Quran tegas menyatakan, "Inil hukmu illaa lilLaah" (Membuat hukum adalah hak Allah). Faktanya, Pancasila menetapkan bahwa hak membuat hukum ada pada kewenangan Pemerintah dan DPR. Itulah demokrasi. Tak pernah sedikitpun Pemerintah dan DPR punya kewajiban merujuk pada al-Quran saat melegislasi hukum. Mereka tak peduli apakah berbagai produk hukumnya nanti bertentangan dengan al-Quran. Bagi mereka, yang penting tidak bertentangan dengan Pancasila. Padahal faktanya, banyak produk hukum--UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Listrik, UU Minerba, dan banyak produk hukum lain--bernuansa sangat liberal (Apakah berarti Pancasila mengadopsi liberalisme?) Akibatnya, banyak produk hukum yang menginjak-injak hukum Allah SWT yang telah digariskan dalam al-Quran.
Alhasil, skor 7:0 untuk Pancasila alias 0:7 untuk al-Quran. (Apa ga bikin sedih dan nangis, Bro?!)😩😭
Sebetulnya jika diurai lebih jauh, masih banyak fakta yang menunjukkan kemenangan mutlak Pancasila dan sebaliknya kekalahan telak al-Quran.
Pertanyaannya: Lalu dari mana poin satu (dari skor 7:1, sebagaimana dinyatakan dalam anak judul di atas) yg diperoleh al-Quran?😇😱
Tidak lain dari ibadah-ibadah ritual (shalat, shaum, zakat, haji, zikir baca al-Quran, dll) umat Islam yang masih merujuk pada al-Quran, tak mungkin merujuk pada butir-butir dari sila-sila Pancasila (Ya kan, Bro?!)
Kekalahan al-Quran vs Pancasila juga mungkin bisa menjadi lebih tipis (skor menjadi 7:2) jika dikaitkan dg kematian. Maksudnya? Begini. Meski mengklaim paling Pancasila, saat mati, jika dia Muslim, masih dibacakan ayat-ayat al-Quran, bukan dibacakan ayat-ayat konstitusi (meski bagi sebagian orang ayat-ayat konstitusi lebih tinggi dari ayat-ayat suci, katanya).
Semoga pula tak ada seorang Muslim pun (saat mati) yang mengklaim paling Pancasila sekalipun--entah Presiden, menteri, anggota DPR, dll--mau dan rela dibacakan Pancasila di sisi kuburannya. Jika ada, tentu dia adalah orang yang super hebat! Mengapa? Karena dia telah sangat berani menggenapkan skor kekalahan al-Quran vs Pancasila menjadi sangat telak: 7:1! 😩
Udah ya, Bro.
Terakhir, bagi yang mengaku paling Pancasila, mari kita teriakan: "Saya Indonesia, saya Pancasila!"
Jangan lupa, jargon yg sama di atas diteriakkan juga di hadapan Mahkamah Ilahi di Akhirat nanti, jika berani. Setuju, Bro?!😬
[Dalam Perjalanan Bogor-Bandung di atas Bis MGI, Jumat, 27/10/17. Pk. 11.16)

Partai Allah vs Partai Setan




Al Qur’an mengungkapkan istilah hizb yang artinya partai. Partai adalah sebuah wadah atau organisasi yang berisi sekelompok orang dengan visi, aktivitas  dan tujuan tertentu. Dalam kajian politik modern, partai adalah wadah politik yang memiliki visi misi memperjuangkan ideologi tertentu bagi negara dan rakyatnya.

Ruh dari sebuah partai adalah ideologi yang menjadi pijakan perjuangannya. Tidak ada partai yang netral di dunia ini. Semua partai secara subyektif pasti memiliki sistem pemikiran yang menjadi energi penggerak bagi anggota partainya.

Mungkin ada ribuan partai di dunia ini. Di Indonesia, mungkin ada ratusan partai, baik yang ikut pemilu, tidak bisa ikut pemilu maupun tidak ikut pemilu. Dari partai abal-abal hingga partai beneran.

Makna politik sendiri sangat luas, bukan sekedar terkait persoalan pemilu praktis. Dalam Islam, politik [siyasah] berkaitan erat dengan kepengurusan masyarakat. Siyasah Islam artinya upaya mengurus masyarakat dengan landasan hukum Islam. Maka makna partai politik Islam menjadi mudah dipahami bukan ?.

Namun menarik apa yang diungkap Allah dalam Al Qur’an terkait dengan istilah hizb [partai] ini. Bagi Allah, partai itu hanya ada dua, yakni partai Allah [hizbullah] dan partai setan [hizbusyaiton]. Perhatikan firman Allah terkait partai Allah dalam surat Ali Imran ayat 104 dan Surat al Mujadilah ayat 22:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung[QS Ali Imran : 104]

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. [QS Al Mujadilah : 22] 

Dari firman Allah terkait partai Allah diatas dapat diambil kesimpulan beberapa karakter partai Allah.

TRANSAKSI. Hanya melakukan transaksi dan perjanjian dengan Allah untuk menyerukan ideologi Islam dan menolak, melawan dan mencegah ideologi mungkar penentang Allah dan RasulNya.

VISI. Tujuan utama partai Allah adalah menegakkan agama Allah agar memberikan rahmat dan hasanah bagi alam semesta dunia akherat serta membebaskan manusia dari belenggu ideologi kufur yang akan menyengsarakan manusia dunia akherat.

KOALISI. Hanya berkoalisi dengan sesama partai perjuangan agama Allah dan menolak  berkoalisi dengan partai penentang Allah dan RasulNya, meskipun partai penentang Allah itu dari keluarganya sendiri. 

KEANGGOTAAN. Keanggotaan partai Allah hanyalah diisi oleh manusia-manusia yang berimand dan bertaqwa kepada Allah dan menolak keanggotaan orang munafik yang bisa menjadi pengkhianat perjuangan. Lihatlah peristiwa kekalahan perang Uhud zaman Rasul, kemunafikan dan keserakahan serta pengkhianatan telah merobohkan tiang perjuangan agama Allah.

STRATEGI. Partai Allah hanya meneladani strategi yang dijalankan oleh Rasulullah, tanpa melanggar sedikitpun dengan harapan mendapatkan pertolongan Allah. Anggota partai Allah yakin bahwa kemenangan Islam adalah hak Allah semata, meskipun secara keanggotaan bisa jadi sedikit. Partai Allah haram menjerumuskan  diri dalam kekufuran, begitulah Rasulullah telah memberikan teladan bagi kaum beriman.

AKTIVITAS. Partai Allah adalah partai yang anggotanya hanya beraktivitas atas landasan perintah dan  larangan Allah semata. Mereka tidak akan melakukan aktivitas yang tidak diridhoi Allah dengan berbagai pelanggaran larangan Allah. Mereka sangat merindukan ridho Allah dan surgaNya di akherat dengan cara ridho dan ikhlas menerima aturan dan karunia Allah semata. Sebab di jalan itulah letak keberuntunga partai Allah.

Adapun tentang partai setan [hizbusyaiton], Allah mengungkapkannya dalam Al Qur’an Surat Al Majadilah ayat 14-19 berikut :

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya. (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.  Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi [QS Al Mujadilah : 14-19]. 

Dari firman Allah terkait partai setan diatas dapat diambil kesimpulan beberapa karakter partai setan.

TRANSAKSI. Partai setan melakukan transaksi dan perjanjian dengan manusia dan kemungkaran [setan] untuk menyerukan ideologi kufur dan menolak, melawan serta mencegah ideologi Islam. Partai setan selalu memusuhi agama Allah dan menebarkan ajaran kemungkaran di tengah masyarakat.

VISI. Tujuan utama partai Allah adalah menegakkan kebatilan agar menimbulkan berbagai  kerusakan bagi kehidupan manusia dan alam semesta di dunia dan mendapat azab di akherat. Partai setan menyeret manusia kepada belenggu menyengsarakan manusia dunia akherat. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui, begitu firman Allah tentang mereka.

KOALISI. Partai setan berkoalisi dan menjalin kerjasama dengan manusia yang dimurkai Allah.  Partai setan menolak  berkoalisi dengan partai Allah.  Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah. Partai setan selalu melakukan propaganda tipu daya yang menyesatkan.

KEANGGOTAAN. Keanggotaan partai setan hanyalah diisi oleh manusia-manusia yang menentang dan mendurhakai Allah, baik karena kekufurannya maupun karena kemunafikannya. Mereka adalah golongan para pengkhianat agama dan rakyat. Mulut mereka selalu berkoar tentang kebaikan dengan sumpah, padahal hati mereka penuh kemusyrikan.

STRATEGI. Partai setan menolak strategi yang dijalankan Rasulullah, dengan melakukan berbagai pelanggaran hukum dan aturan Allah. Sebab setan sejak awal membawa gen pembangkang perintah Allah. Kesombongan dan kebohongan adalah dua perilaku yang selalu didemonstrasikan oleh anggota partai setan.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta, begitu firman Allah menggambarkan karakter partai setan. Partai setan sengaja menjerumuskan  diri dalam berbagai bentuk kekufuran, kemusyrikan dan kemunafikan.

AKTIVITAS. Partai setan adalah partai yang aktivitas anggotanya hanya senantiasa melanggar  larangan Allah dengan berbagai kemaksiatan. Mereka tidak sudi melakukan aktivitas yang diperintahkan Allah, bahkan mereka berani menista ajaran Allah.

Padahal  di jalan itulah letak kerugian mereka. Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan [hizbusyaiton]. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi, begitulah firman Allah di akhir surat Al Mujadilah ayat 19.

Nah sekarang ngaku aja, hayoo partai apa yang sedang diikuti dan dibela. Awas jangan salah pilih partai, sebab selain akan menyesal dunia akherat, Allah juga telah menyiapkan azab dan siksa yang pedih dan menghinakan. Pilihlah partai Allah, maka kita akan beruntung dunia akherat, mau ?

Ar-Rayah sudah ada di Nusantara tahun 1935

Ar-Rayah sudah ada di Nusantara tahun 1935. Indonesia dan pancasila belum lahir.
Allahu Akbar ini adalah foto yang diambil pada tahun 1935 tepatnya di Madrasah milik Al Irsyad Al Islamiyah di Surabaya, dan yang lebih menakjubkan nya lagi adalah adanya Panji Tauhid yang nampak di pampang dengan bangga. Masih bilang Itu Panji HTI, If you Know Al Irsyad itu adalah salah satu Ormas Islam yang berkontribusi dalam Kemerdekaan Indonesia loh!!!...



BUAT APA BERKUASA TAPI TIDAK BERANI MENEGAKKAN HUKUM ALLAH?


Oleh: Buya HAMKA


Buya Prof. DR. HAMKA (Haji 'Abdul Malik Kariim Amrulloh) dikenal sebagai 'ulama Nusantara asli yang konsisten dalam perkara Islam, termasuk dalam penegakkan hukum Allah. Dan dicintai jutaan Muslimiin. Disegani musuh Islam.
Segala jabatan dunia pun rela ditinggalkanya semata-mata demi mempertahankan prinsip bahwa hanya Allah yang patut disembah.
Beliau dikenang sebagai Ketum MUI yang sejati dan pertama (macam tak dapat tergantikan), 'ulama besar Ahlus Sunnah Wal Jama'ah as Salafiyyaah bertaraf internasional, selain sebagai pejuang tangguh kemerdekaan RI, sebagai pujangga-sastrawan nasional RI, sebagai tokoh Muhammadiyah, sebagai tokoh urang awak Minangkabau (Sumatera Barat), dsb.
Misalnya saat MUI sampai ditekan pemerintah Orde Baru agar menarik fatwa haramnya merayakan Natal Bersama, haramnya mengucapkan selamat Natal, dsb. Beliau pun memilih mengundurkan diri dari jabatan Ketum MUI, daripada menarik fatwa MUI ini.
Sebelumnya, di masa Orde Lama, beliau juga bahkan sampai dipenjarakan Sukarno (tanpa proses pengadilan), bersama sahabatnya, Buya DR. Muhammad Natsir, ustadz Isa Anshari, dll., karena koalisi "Masyumi" (atau "Majelis Syuro Muslimiin Indonesia", gabungan dari Muhammadiyah, Al Irsyaad, Persis, dll., atau semua Ormas Islam RI yang selain NU) pimpinannya, tegas menolak bekerjasama dengan kaum Komunis, Marxis, Atheis.
Lalu mereka pun difitnahi macam-macam. Dikriminalisasi.
Utamanya oleh tokoh PNI Presiden RI Ir. Sukarno, M. Yamin, dan tokoh pujangga Sosialis Pramoedya Ananta Toer melalui media-media mereka. Dan para tokoh "Masyumi" itu pun dipenjarakan. "Masyumi" dibubarkan.
"Masyumi" yang juga dimaki oleh kaum anti Islam murni sebagai 'Wahabi' (*) tersebut, sungguh dizholimi oleh koalisi "Nas-A-Kom" atau koalisi "Nasionalisme, Agama, dan Komunisme" gabungan dari kaum PNI, dan NU, serta PKI.
(*) Lihat buku luar-biasa berjudul "Dari Perbendaharaan Lama", tulisan Buya HAMKA, tentang ini.
Sampai kemudian PKI malahan mengkhianati NU dan PNI, dan memberontak (lagi) di tahun 1965. Juga PKI malahan membunuhi kyai dan santri NU, sekutunya yang membela-bela PKI dan Nasionalisme Nusantara (+) itu.
(+) Cikal-bakal 'Islam' Nusantara kini.
Lalu Orde Lama pun tumbang. Mereka keluar dari penjara. Buya M. Natsir sang 'ulama besar mantan Perdana Menteri RI tersebut pun mendirikan DDII.
Sementara Buya HAMKA mendirikan perguruan Al Azhar Kebayoran Baru dan diangkat menjadi Ketum MUI.
Dan dalam pengasingannya, di penjara rumahnya, mantan Presiden Sukarno yang mengaku sebagai kader Muhammadiyah dan murid simpatisan Persis serta Al Irsyaad sampai akhir hayatnya malah berwasiat meminta jenazahnya disholatkan Buya HAMKA. Dan saat Sukarno meninggal dunia, wasiat ini dipenuhi Buya HAMKA. Tanpa rasa dendam antar keduanya. Inilah fakta ishlah (perdamaian) legendaris dari dua tokoh nasional RI.
M. Yamin yang sekarat juga meminta berjumpa HAMKA, dan mereka berdamai. Dan Pramoedya yang dipenjarakan Orde Baru atas tuduhan "Sastrawan Komunis", pun mengirimkan anaknya dan calon menantunya untuk belajar Islam ke Buya HAMKA.
Demikian.
Bahkan dalam tafsir Al Qur'aan "Al Azhar" tulisan beliau tentang Juz 6 dari Al Qur'aan, beliau memberikan nasihat agar seluruh umat Islam tidak boleh takut bersuara untuk penegakan Syari'ah.
Berikut ini, adalah kutipannya:
===================
Sebagai muslim, janganlah kita melalaikan menjalankan hukum Allah. Sebab, di awal suroh Al Maa’idah sendiri yg mula-mula diberi peringatan kepada kita ialah supaya menyempurnakan segala ‘uqud. Maka, maenjalankan hukum Allah adalah salah satu ‘uqud yg terpenting di antara kita dengan Allah.
Selama kita hidup, selama iman masih mengalir di seluruh pipa darah kita, tidaklah sekali-sekali boleh kita melepaskan cita-cita agar hukum Allah tegak di alam ini, walaupun di negeri mana kita tinggal. Moga-moga tercapai sekadar apa yang dapat kita capai.
Karena Tuhan tidaklah memikulkan kepada kita suatu beban yg melebihi dari tenaga kita. Kalau hukum Allah, belum jalan, janganlah kita berputus asa.
Dan kufur, zalim, fasiklah kita kalau kita percaya bahwa ada hukum lain yg lebih baik daripada hukum Alloh.
Jika kita yang berjuang menegakkan cita Islam ditanya orang, ‘Adakah kamu, hai ummat Islam bercita-cita, berideologi, jika kamu memegang kekuasaan, akan menjalankan hukum Syariat Islam dalam negara yang kamu kuasai itu?’
Janganlah berbohong dan mengolok-olokan jawaban. Katakan terus terang bahwa cita-cita kami memang itu. Apa artinya iman kita kalau cita-cita yang telah digariskan Tuhan dalam Al Qur’an itu kita pungkiri?
Dan kalau ditanyakan orang pula, "Tidakkah dengan demikian kamu hendak memaksakan agar pemeluk agama lain yg golongan kecil (minoritas) dipaksa menuruti hukum Islam?"
Jawablah tegas, ‘Memang akan kami paksa mereka menuruti hukum Islam. Setengah dari hukum Islam terhadap golongan pemeluk agama yang minoritas itu ialah agar mereka menjalankan hukum Taurot, ahli injil diwajibkan menjalankan hukum injil.
"Kita boleh membuat Undang-Undang menurut teknik pembikinannya, memakai fasal-fasal dan ayat-ayat suci, tapi dasarnya wajiblah hukum Allah, bukan hukum buatan manusia atau diktator manusia."
Katakan itu terus terang dan jangan takut!
Dan insyaflah bahwa rasa takut orang menerima hukum Islam ialah karena propaganda terus menerus dari kaum penjajah selama beratus tahun.
Sehingga, orang-orang yg mengaku beragama Islam sendiripun kemasukan rasa takut itu, karena dipompakan oleh penjajahan.



POLITIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM.



Oleh: Arifin Alfatih

Dakwah politik cenderung baru dalam khazanah penerapan metode dakwah. Meskipun pada faktanya dakwah politik bukan lagi sesuatu yang baru dan tabu, hanya saja dakwah politik ini tidak diperkenalkan lebih awal sehingga sebagian orang merasa asing dengan istilah ini.
Bahkan tidak sedikit orang menganggap bahwa politik itu kotor, identik dengan perebutan kekuasaan dan seabrek sebutan negatif lainnya, sehingga untuk menggabungkan antara dakwah dan politik, sebagian orang akan merasa risih, mengapa politik dibawa keranah dakwah, sehingga terkesan bahwa dakwah sedang dipolitisasi dan lain sebagainya. Padahal istilah politik itu sendiri merupakan istilah yang netral, tergantung untuk apa dan bagaimana Ia digunakan. Ini disebabkan karena persepsi yang mereka bentuk dalam memaknai politik adalah menggunakan persepsi dan definisi politik yang digunakan oleh barat yang amat sempit.
Mayoritas pakar ilmu politik barat mendefenisikan politik sebagai aktifitas merebut dan mempertahankan kekuasaan. Berbicara politik dalam kacamata barat sekuler berarti berbicara tentang bagaimana meraih dan mempertahankan kekuasaan tanpa memiliki aturan dengan cara apa dan bagaimana merebut dan mempertahankannya.
Bagaimana dengan islam? Politik dalam Islam dikenal dengan istilah ‘siyasah’. Dalam bahasa Arab politik disebut dengan Istilah siyasah berasal dari akar kata sasa-yasusu-siyasatan, yang bermakna mengurus/mengatur. Sederhananya politik dalam pandangan Islam adalah aktifitas pengaturan terhadap urusan masyarakat(ri'ayah syu'unil ummah). Pelaku politik dinamakan politisi atau Siyasiyun. Dengan kata lain, politik berarti memelihara(ri’ayah), memperbaiki (islah), meluruskan (taqwim), mengarahkan (irsyad), dan mendidik (ta’dib). Dalam buku-buku yang ditulis oleh para ulama salaf(generasi terdahulu), politik Islam dikenal dengan istilah siyasah syar’iyyah. Salah seorang ulama yang pernah menulis tentang siyasah syar’iyyah adalah Syeikh Ibnu Taimiyah yang diberi judul ‘’as Siyasah asy-Syar’iyyah’’.
Berdasarkan defenisi politik menurut perspektif Islam di atas, maka kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa politik dalam Islam adalah aktifitas mengurus dan mengatur serta memelihara urusan umat dengan hukum Islam. Dari defenisi ini, maka jelaslah bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw adalah aktifitas politik. Sebab Rasulullah Saw mengurus dan mengatur serta memelihara urusan umat dengan menjalankan syariat Islam. Peristiwa hijrah pun merupakan satu peristiwa politik, kedudukan Rasulullah yang semula hanya sebagai rakyat biasa menjadi pemimpin politik tertinggi di Madinah, maka aktifitas hijrahpun dengan lugas terbaca sebagai aktifitas sekaligus peristiwa politik.
Sementara itu defenisi Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT melalui perantaraan Jibril as dan disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, yang tercantum dalam akidah dan ibadah. Mengatur hubungan manusia dengan dirinya yang tercantum dalam perkara akhlak, makanan, dan pakaian, serta mengatur hubungan manusia dengan manusia dan makhluk lainnya yang tercantum dalam perkara muamalah dan uqubat/sanksi. Pendek kata, Islam adalah agama yang mengatur setiap aspek kehidupan manusia secara keseluruhan tanpa terkecuali.
Oleh karena itu jelaslah bahwa Islam tidak hanya sekedar agama ritual dan spiritual saja, akan tetapi Islam juga mengajarkan tentang politik. Maka dari itu jelaslah pula bahwa Islam dan politik tidak dapat dipisahkan sebagaimana aturan lain yang telah ditetapkan oleh Allah swt dalam agamanya.
Kekuasaan merupakan salah satu cabang dari aktifitas politik, dan Rasulullah Saw selaku pemimpin negara Islam, beliau bertindak sebagai pengatur urusan umat, sesuai dengan makna politik yang sebenarnya. Politik berkaitan erat dengan kekuasaan, politik itu identik dengan kekuasaan dan Islam ini tidak akan bisa tegak tanpa ada kekuasaan.

Kita tentu tahu, saat Rasulullah Saw mendakwahkan Islam di Mekah kurang lebih selama 13 tahun lamanya, tetapi beliau hanya mendapatkan pengikut yang sedikit dan beliau tidak bisa menerapkan Islam secara total di Mekah, itu dikarenakan Nabi Muhammad tidak memiliki kekuatan melalui kekuasaan politik.
Akan tetapi ketika beliau hijrah ke Madinah dan setelah diangkat menjadi kepala negara di sana, beliau kemudian secara langsung memproklamirkan berdirinya negara Islam dan sekaligus menerapkan Islam secara menyeluruh dalam wilayah kekuasaan beliau, itu disebabkan karena beliau telah memiliki kekuasaan secara politik, yaitu menjadi kepala negara. [Dari berbagai sumber]