Monday, February 25, 2013


12 Hal yang Membedakan Orang Jepang dengan Orang Indonesia

“Budaya tiap negara memang beda-beda. Hal tersebut yang menjadikan dunia ini kaya.” Buat tulisan kali ini, gua milih buat memulai dengan kutipan di atas. Memang, setiap negara pasti mempunyai budaya/kebiasaan masing-masing. Kebiasaan mereka yang menjadikan tiap negara berbeda satu sama lain. Kebiasaan tersebut tentu tidak bisa kita terapkan di semua negara. Misalnya, kalau orang Barat sono terbiasa memberikan ciuman di pipi sebagai tanda perkenalan, jangan coba-coba menerapkannya di Arab Saudi/Brunei Darusalam. Kecuali kamu minta digaplok. Nah, gua sendiri termasuk tipe orang yang paling suka mempelajari kebudayaan suatu negara. Semakin unik kebiasaan suatu negara, semakin kagum lah gua jadinya. Salah satu negara yang paling gua kagumi kebudayaan/kebiasaannnya adalah Negara Jepang. Bermula dari hobi gua yang baca manga (baca: komik), hal tersebut berlanjut sampai mengamati kebiasaan mereka. Gua suka nonton NKH yaitu stasiun tv milik Jepang dan mengikuti acara mereka. Setelah diamati dengan seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Ternyata ada beberapa kebiasaan yang membedakan orang Jepang dan orang Indonesia.
1. Ketika di kendaraan umum, orang Jepang cenderung memilih untuk tidur atau baca buku. Etos kerja mereka yang tinggi menjadikan mereka mesti pandai-pandai mencuri waktu untuk istirahat. Sementara kebiasaan mereka membaca buku, g bisa disangkal lagi. Sampai-sampai teman gua bilang kalau membaca koran/buku bagi orang Jepang udah kaya makan aja. Tiga kali sehari. Sementara kita, saat di kendaraan umum kita lebih sering menghabiskannya dengan ngerumpi, ngegosip, ketawa cekikikan, atau malah melamun g jelas.
2. Ketika makan di kendaraan umum, orang Jepang akan menyimpan sampah sisa makanan tersebut di dalam saku mereka atau memasukkannya ke dalam tas dan baru dibuang ketika menemukan tong sampah. Inilah yang menjadikan Jepang bersih dan indah. Kita pasti g pernah dengar berita Jepang banjir karena air sungainya meluap akibat banyak sampah, kan? Di Indonesia, lain lagi. Sampah sisa makanan tersebut akan dibuang ke kolong bangku atau di lempar ke luar jendela. Tentunya dengan wajah tanpa dosa.
3. Ketika di kelas, siswa/mahasiswa di Jepang akan berebutan memilih bangku di depan. Sehingga yang sering kosong adalah bangku paling belakang. Sedangkan di Indonesia, kita lebih memilih berebut menempati bangku paling belakang dan membiarkan bangku-bangku di depan kosong. G percaya? Coba tonton film Bangku Kosong. Bangku yang jadi tempat setannya bersarang ada di bagian depan, kan?
4. Ketika sensei/dosen memberikan pelajaran/kuliah, siswa/mahasiswa di Jepang akan mendengarkan dengan serius. Sehingga bunyi jarum yang jatuh pasti terdengar saking senyapnya. Di Indonesia? Coba tengok kanan-kiri kita! Saat sensei/dosen di depan sibuk menerangkan pelajaran/kuliah maka kita pun sibuk sendiri. Ada yang ngobrol, tidur, twitteran, BBMan, sampe update status.
IkH, dOs3nNy4 n9ebOseN1n d3cH. K4ya k1ta nGerT1 ajH4!!
5. Ketika diberi tugas oleh sensei/dosen mereka, hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data. Kalau di Indonesia, sih. Kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini! Orang Indonesia adalah penganut setia the power of kepepet.
6. Ketika terlambat masuk kelas, orang Jepang akan bilang “Sumimasen!” sambil membungkukkan badan 90 derajat serta menunjukkan ekspresi malu/menyesal dan berjanji g akan mengulangi lagi. Orang Indonesia? Slonong boy aja masuk tanpa minta maaf sama sekali.
7. Ketika dijalan raya. Di Jepang, mobil sangat jarang kita temui berseliweran di jalanan keculi kota besar). Padahal, hei, mereka itu negara produsen mobil terbesar di dunia. Honda, Yamaha, Mitsubishi, Suzuki, de el el asalnya dari sana. Di Indonesia beda lagi. Orang-orang berlomba membeli mobil mewah sehingga jalanan jadi macet berat. Jalur three in one, transjakarta, kereta api super cepat pun tidak sanggup mengalihkan perhatian orang Indonesia dari memiliki mobil sendiri. Belum lagi mereka bawa mobilnya ugal-ugalan!
8. Ketika jam kantor, jalanan di Jepang bakalan sepi banget, kayak kota mati. Di Indonesia, saat jam kantor kita bisa melihat orang-orang berseragam coklat-coklat (baca: PNS) yang berkeliaran di mall maupun pasar.
9. Ketika buang sampah, orang Jepang akan mengelompokkan sampah sesuai jenisnya. Sampah organik tempatnya khusus, nonorganik pun beda pula tempatnya. Sementara di Indonesia, segala jenis sampah bakalan campur satu di dalam satu tempat yang namanya tas kresek. Kemudian membuangnya ke sungai-sungai terdekat.
10. Ketika berangkat kantor, orang Jepang akan memilih berangkat naik kereta/bus kota. Mereka bahkan berlangganan untuk naik kendaraan-kendaraan tersebut. Makanya, di Jepang sangat sedikit sekali polusinya. Mobil cuma mereka gunakan saat acara keluarga atau sesuatu yang mendesak. Hal tersebut g akan kita temukan di Indonesia.
11. Ketika janjian ketemu-ini nih pembeda paling jelasnya-orang Jepang akan datang tepat waktu sesuai jadwal yang disepakati. Kalau di Indonesia, kita malah lebih mengenal istilah “jam karet” disbanding “tepat waktu.” Pokoknya, salah satu pihak mesti ada yang dibiarkan berjamur gara-gara kelamaan nunggu.
12. Ketika berbuat salah, orang Jepang akan dengan berbesar hati mengakui kesalahan mereka. Mereka tidak segan-segan menghukum diri sendiri buat menghapus kesalahan tersebut. Makanya di sana ada budaya Harakiri yaitu bunuh diri dengan pisau kecil yang selalu di bawa kemana-mana untuk menghukum diri yang salah. Beda dengan orang Indonesia, selama kesalahan tersebut masih bisa dilemparkan dan masih ada yang bisa dijadikan kambing hitam, jangan pernah mengakui kesalahan tersebut.
Yup, itulah beberapa hal yang membedakan masyarakat Jepang dengan Indonesia. Sebenarnya, masih banyak lagi perbedaan lainnya. Tapi gua g mau makin mencoreng arang di wajah kita orang Indonesia. Dan lagi, gua sendiri pun menyadari kalau gua ini orang Indonesia. Jadi meski jelek-jelek begini, toh ini tanah air kita, yang harus kita bela segenap jiwa. Satu yang mesti kita ingat, yang salah bukan Indonesianya, tapi masyarakatnya. Meski berat buat berubah, bukan sesuatu yang mustahil kan kalau kita berharap suatu saat Indonesia bakalan lebih baik. Mari kita mulai dari diri sendiri.  *dari berbagai sumber