Sunday, October 1, 2017

Umur 22? Sudah Waktunya Biayai Hidupmu Sendiri


Banyak dari kita yang beruntung punya orang tua atau keluarga yang berkecukupan dan tidak ragu untuk membantu kebutuhan finansial anak-anaknya. Bahkan, beberapa orang tua memberikan tanggungan yang tidak lebih besar ketika anaknya makin beranjak dewasa. Biaya kuliah, biaya hidup sehari-hari, belum biaya kendaraan, apalagi biaya senang-senang atau nge-hitz masih ditanggung orang tua.

Gak ada yang salah, kok. Orang tua pasti bekerja keras agar bisa membiayai anak-anaknya dengan berkecukupan, jadi kualitas hidup mereka juga semakin meningkat dan lebih baik dari hidup mereka sebelumnya. Lagipula, pasti akan lebih jelas kan uangnya lari kemana. Tapi, kalau kamu udah masuk umur 22, sepertinya sudah tepat deh waktunya untuk kamu mulai berhenti, atau setidaknya mengurangi “jajan” yang diberikan oleh orang tua kamu.

Berikut nih, beberapa alasan kenapa penting kamu mulai belajar hidup mandiri dari orang tuamu pas umur 22. 


1. Kamu Bukan Anak Kuliah Lagi

Tamat Kuliah dan mulai bekerja, umur 22 itu tahapan penting dalam hidup kamu memulai hidup mandiri secara finansial. Ketika kamu masih kuliah, masih sangat wajar kalau kamu maish sepenuhnya bergantung ke orang tua, karena fokus hidup kamu itu untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya dan mengejar kehidupan kuliah yang lurus nan rajin. Sekarang, dengan status kamu sebagai sarjana, kamu dituntut untuk bisa menggunakan kemampuan dan ilmu kamu sebaik-baiknya di dunia profesional. Tuntutan ini juga diikuti dengan harapan kamu bisa mulai membangun hidup kamu lebih mandiri, termasuk dalam urusan keuangan

2. Kamu Mulai Bekerja 

Kita yang beruntung sudah lulus kuliah pun mulai memasuki dunia kerja, mulai dari pengalaman magang, menyusun tesis, bahkan gak sedikit yang sudah punya posisi tertentu di perusahaan.
Dengan mulai masuk ke dunia kerja, kamu pun mulai mendapatkan gaji yang lumayan (ini masih tergantung tempat kerja kamu, tapi kalau dilihat dari UMR udah lumayan kok). Semua perubahan ini harus kamu ikuti dengan keinginan untuk menyokong kebutuhan kamu sehari-hari, sesuai dengan agenda yang kamu susun. Belajar sedikit menjauh dari keluarga soal uang apalagi hanya untuk keinginan kamu senang-senang dan fokus ke memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, siap-siap berhemat dan gunakan uang kamu dengan pinter ya.

3. Kalau Udah Mulai, Bakal Susah Berhenti

Wajar kalau kamu masih suka minta sedikit uang jajan orang tua ketika tiba-tiba butuh duit beli bensin, atau minta THR pas hari raya. Tapi, kalau kamu masih minta orang tua untuk biaya telepon bulanan atau buat belanja makanan sehari-hari diluar rumah, kayaknya kamu harus mulai mengubah perilaku kamu dan mengubah kebiasaan lama ketika kuliah.
Kalau keluarga kamu masih mau menanggung sih gak ada masalah, tapi jangan ambil keuntungan dari sikap sayang orang tua kamu. Yakinkan diri kamu kalau kamu bisa kok bertahan hidup (!) dari uang kamu sendiri. Mulai perubahan ini buat keluarga kamu, bayangkan kalau duit yang mereka gunakan untuk menanggung kamu maish bias mereka simpan untuk tabungan mereka di hari tua, atau untuk membiayai adik-adik kamu atau anggota keluarga kamu yang lain yang masih belum punya pendapatan. Selama 22 tahun kamu sudah disokong orang tua, mulai hormati mereka dengan menunjukan kemandirianmu. 

4. Mulai Paham Mana yang Penting 

Kalau kamu mulai hidup mandiri lebih cepat, kamu akan mulai terbiasa mengatur keuanganmu sendiri. Dengan tanggungan masih diri sendiri, seharusnya udah harus pintar memilah mana yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditunda.
Untuk memulai, coba biasakan diri kamu membuat daftar belanja bulanan dan daftar pengeluaran kamu dalam sebulan. Kamu jadi sadar kemana aja uang kamu digunakan dan bisa lebih cermat memilah pengeluaran kamu di bulan selanjutnya. Kamu mungkin mulai bisa menyisihkan sebagian pengeluaran yang kurang penting untuk ditabung buat masa depan kamu.Hitung-hitung investasi kalau nanti udah berkeluarga dan udah ada 'tanggungan’, yakin deh gak akan keteteran karena udah terbiasa. 

5. Orang Tuamu Pasti Akan Lebih Bangga

Pas kamu mulai memenuhi kebutuhan finansialmu sendiri, rasa bangga dari orang tua kamu pasti bakal tumbuh. Mereka akan lebih percaya kompetensi kerjamu, dan kemampuanmu mengatur hidupmu sendiri tanpa bayang-bayang mereka. gak bakal deh ada orang tua marah-marahin kamu yang boros habisin duit mereka, atau bahkan sampai berdebat panjang dengan mereka hanya karena masalah duit. Yang ada, mereka malah kasih kepercayaan ke kamu nanti bisa membantu mereka jadi penyokong keluarga dimasa depan. Bangga banget dong. 

Jadi, buat kamu yang umur 22 (atau lebih) sudah siap mulai hidup mandiri?

Tidak Ada yang Salah dengan Mencintai Sahabatmu



'Witing tresno jalaran soko kulino.' Cinta bisa datang karena terbiasa. Saya setuju dengan pepatah jawa tersebut. Maka dari itu saya bukan penganut kepercayaan bahwa laki-laki dan perempuan bisa sekedar berteman. Salah satu diantaranya pasti ada perasaan yang tidak sengaja muncul. Tapi sayangnya sering kali perasaan yang muncul hanya dari sepihak. pihak lainnya? Ya biasanya saja. sebiasa setiap sore beli bakso didepan rumah misalnya, gada istimewa-istimewanya wong sudah biasa beli atau sebiasa buang air besar di pagi hari.

Kamu tidak bisa memilih kepada siapa akan jatuh cinta atau merasa ‘nyaman’. Termasuk kepada teman baikmu atau bahkan sahabatmu sendiri. Perasaan itu muncul begitu saja tanpa kamu sadari lajunya. kamu terbiasa dengan semua kebersamaan kalian. Terbiasa dengan semua percakapan kalian, baik lisan maupun sekedar chatting sepanjang hari. Kamu dan dia adalah dua orang yang merasa saling menemukan tanpa perlu mencari telalu jauh. saling melengkapi tanpa tapi. Kalian bersikukuh hubungan kalian hanya sekedar ‘sahabat’ tanpa embel-embel apapun. Tapi orang-orang disekitarmu mulai mempertanyakan status ‘pertemanan’ kalian yang sudah dinilai berlebih.

Dia terlihat biasa saja dengan penilain orang-orang disekitar kalian. Selalu menanggapi dengan santai setiap omongan. karena memang baginya: tidak apa-apa diantara kalian. Tapi diam-diam kamu membenarkan omongan orang-orang disekitar kalian. Karena dalam setiap kebersamaan kalian yang dianggap wajar oleh dia, terselip desir aneh yang kamu tutupi semampu yg kamu bisa. demi apa? demi terus menghabiskan banyak hal dengan dia. Demi ‘persahabatan’ kalian yang sudah terjalin lama. kamu berpikir bahwa perasaanmu akan berpengaruh banyak pada hubungan kalian yang tadinya baik-baik saja. kamu takut dia menghindarimu dan persahabatan kalian selesai.

Bagi saya hal-hal semacam ini wajar sekali terjadi. tidak ada yang salah dari ‘mencintai’ sahabatmu sendiri, bagi saya. Karena toh tidak ada yang bisa memilih kepada siapa akan jatuh cinta atau merasa ‘nyaman’. Kebersamaan yang datangnya tidak sengaja, disadari atau tidak olehnya mulai menumbuhkan rasa yang biasa disebut ‘cinta’. Kamu jatuh cinta pada kepribadiannya. 

Kamu jatuh cinta pada caranya berpikir dan melihat dunia. Kamu jatuh cinta pada setiap kebersamaan kalian yang tercipta begitu saja. kamu terbiasa dengan kehadirannya disaat kamu ‘butuh’. Melepaskan penat dengan sekedar duduk semeja dan menceritakan banyak hal. Dengannya kamu cukup menjadi diri sendiri tanpa ada yang ditutupi, tapi dia adalah orang yang selalu menuntutmu untuk maju.

Saya tidak tau seberapa besar perasaan yang kamu, dia atau kalian rasakan. Dan seberapa manis ‘persahabatan’ mu dengan dia. Saya juga tidak tau kamu akan memilih ada disampingnya sebagai sekedar ‘sahabat’ atau ‘teman hidup’. Yang perlu kamu tau, tidak semua hal berjalan sebagaimana yang kamu pikirkan. Kamu bisa saja berpikir bahwa dia (sahabatmu) juga merasakan desir yang aneh pada setiap kebersamaan kalian. Juga berpikir dia sama kuwalahannya mengatasi detak jantungnya yang bertambah kencang setiap kali kalian tidak sengaja bertukar pandang. Tapi ingat ya dek, itu hanya dugaanmu, pikiranmu, tebakanmu sendiri. Nyatanya? Belum tentu.

Di Balik Rasa Sakit, Ada 7 Pelajaran yang Kamu Dapat Setelah Pacaran dengan Orang yang Salah


Masing-masing manusia menanam benih kenangannya sendiri, atau bersama pasangan. Kadang benih itu tumbuh jadi pengalaman yang berharga di masa depan. Kesalahanmu dalam memilih pasangan tak selamanya berujung dengan penyesalan. Sebab pengalaman pahit itu mengajarkan banyak hal yang bisa jadi batu loncatan untuk lebih baik lagi saat mencari pasangan.

Setidaknya tak salah juga mengucap terima kasih pada mantanmu. Ada kebaikan yang nggak secara langsung bisa kita ambil dari perilakunya dulu. Semoga saja dari situ kamu bisa membangun dirimu lebih baik lagi. Jangan salah, kadang pengalaman pahit adalah jalan paling istimewa untuk memperoleh manisnya hidup di hari depan.

1. Jadi tahu karakter yang benar-benar cocok untuk jadi pasangan. Karena yang baik belum tentu cocok denganmu

 

Mengerti karakter pasangan bukan perkara gampang, kalau pun bisa dilihat dari sikapnya, kadang saat-saat tertentu dia berubah jadi sosok yang tak pernah terduga. Kegagalan dalam memilih pasangan menyadarkan kamu saat harus memilih calon pasangan di kemudian hari. Melalui karakternya kita jadi tahu, tipikal cowok seperti apa yang mampu menerima kita.

2. Paham sekali sama yang niatnya serius atau pacaran cuma mau main-main saja

 

Selama pacaran dulu mungkin kamu pernah kecewa, keseriusanmu dipandang sebelah mata. Usahamu untuk melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius pun gugur karena dia selalu saja main-main. Akhirnya kalian mengakhiri hubungan ini, kebaikannya adalah bekal pengalaman untuk menilai keseriusan calon pasangan di lain kesempatan lagi. Kamu jadi tahu mana pasangan yang benar-benar menyeriusimu.

3. Dulu kamu beranggapan punya pacar rupawan itu kebanggan, tapi ternyata fisik bukan segalanya saat sikapnya mengecewakan

 

Nggak bisa dipungkiri, dia itu sosok rupawan dan sangat menarik untuk dipandang. Sayangnya, kegemilangannya nggak sejalan dengan sikap dan sifatnya. Banyaknya perhatian yang datang akhirnya mendatangkan sosok ketiga yang menghancurkan hubungan. Dari situ kamu tahu bahwa penampilan fisik bukan yang utama. Kalian sekarang melihat seseorang jauh lebih dalam lagi. Syukurilah…

4. Kemapanan memang penting, tapi uang bukan segalanya untuk membangun cinta dan kebahagaian

 

Dia punya pekerjaan tetap, pemasukkan yang nggak sedikit serta pasti keuangan terjamin untuk hari depan. Sayang sekali, dia nggak bisa mengelola dengan baik. Kesibukkannya membawamu pada kejenuhan, belum lagi dia juga menjalani hubungan dengan orang lain. Dengan begini, kemapanan ternyata belum cukup untuk menjalin hubungan. Kemapanan dan kasih sayang harus berimbang.

5. Pacaran bukan untuk waktu sekarang saja, tapi juga masa depan. dan kamu sadar kalau dia tak pernah sedewasa yang dikira

 

Punya pasangan yang dewasa adalah kelebihan, kadang di waktu tertentu pasangan bisa menghibur dan memberikan petuah bijak yang menenangkan. Sayang sekali, sikapnya sama sekali nggak dewasa, dia bahkan nggak berpikir hubungan ini akan dibawa lebih jauh dan lama lagi. Kamu sekarang jadi paham bagaiman menata hubungan supaya bisa langgeng, memilih calon pasangan yang punya sikap visioner.

6. Cinta pada pandangan pertama boleh saja, tapi pada kenyataannya kamu harus benar-benar kenal sebelum jadian. Biar tak menyesal kemudian

 

Dulu kamu mengenalnya hanya sekali dua kali pandang, menjalin hubungan pacaran yang rasanya membutakan. Satu sama lain tidak saling mengerti keinginan masing-masing. Setelah putus, kamu nggak mau lagi asal jadian, kamu jadi membuka kesempatan untuk berkenalan lebih lama lagi. Semoga saja kamu dapat mengerti isi hati calon pasangan, sikap dan pendiriannya karena perkenalanmu yang lama juga.

7. Dia yang penuh keburukkan secara nggak langsung mengajarkan kita untuh lebih siap menghadapai risiko pahit dalam menjalin hubungan di hari depan

 

Apapun di dunia, segala hal yang akan dilakukan selalu sejajar dengan risiko yang mengiringi. Begitupun hubungan, hubungan di masa lalu yang penuh dengan gejolak dan akhirnya berakhir berantakan adalah batu loncatanmu sekarang. Kamu jadi siap menghadapi risiko karena banyak pengalaman telah kamu dapatkan sebelumnya.
Menaruh segala kebencian pada mantan memang nggak dilarang, tapi ada baiknya menghapus kebencian itu jadi kebanggaan, paling tidak kamu punya satu lagi koleksi mantan menyebalkan. Layaknya sebuah kenangan, hal-hal pahit di masa lalu akan terus berkembang, entah jadi layu atau semakin mekar, tergantung bagaimana kamu menyikapinya. Semoga di lain kesempatan masing-masing kalian dipertemukan dengan harapan yang jadi nyata.