Friday, March 31, 2017

Buat Kamu yang Sering Merasa Tersisih



Pernahkah kamu merasa tidak diperhatikan oleh teman-temanmu? Diacuhkan dan seringkali dibiarkan begitu saja? Sementara kamu merasa sedih dan tersisih, tetap saja tidak ada yang memperhatikan kamu dan peduli padamu. Tentu bukan hal yang menyenangkan bukan merasa demikian? Daripada capek terus-terusan merasa seperti itu, lebih baik kamu melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat, berikut beberapa di antaranya.

1. Menulis


Kamu bisa mengalihkan perhatianmu dengan menulis. Menulis apapun, bisa cerpen, atau catatan kecil di diary. Begitu perasaan seperti itu muncul, ungkapkanlah dalam bentuk tulisan. Selain, itu ada manfaatnya juga lho, karena selain bisa merasa lebih lega, kamu juga bisa berlatih untuk menulis. Dan siapa tahu tulisanmu nanti terkumpul banyak dan karena tulisanmu bagus, ada penerbit yang mau menerbitkannya. Lumayan kan?

2. Mendengarkan Musik


Sudah bukan rahasia lagi jika musik dikenal bisa memperbaiki mood seseorang, somendengarkan musik bisa menjadi pilihan. Tapi jangan lagu sedih yang kamu dengarkan. Walau kamu suka lagu itu, lagu seperti itu justru bisa merusak mood mu. Dengarkanlah lagu-lagu yang ceria dan berlirik optimis. Kalau perlu buatlah foldertersendiri untuk lagu-lagumu dengan genre yang berbeda-beda. Jadi begitu kamu merasa galau karena merasa terpinggirkan, kamu bisa langsung tahu lagu jenis apa yang harus kamu dengarkan saat itu.

3. Explore Sekitar


Jalan-jalan sendiri itu ternyata asyik lho. Karena kita bisa lebih bebas dan tidak terikat pada suatu aturan. Selain itu, kita juga akan lebih bisa mengontrol waktu jalan-jalan kita, tidak tergantung pada orang lain. Dengan explore kita juga akan menemui banyak hal yang baru, dan sekaligus kamu bisa mengembangkan hobimu yang lain misal fotografi, atau bahkan kalau kita beruntung, kita bisa mendapat teman baru yang memperluas lingkup pergaulan kita. Asyik kan?

4. Membaca


Nah, buat kamu yang suka membaca, daripada bergalau ria, coba deh alihkan perhatianmu dengan membaca, bacaan apapun yang penting berguna, menambah wawasan kamu dan bisa bikin kamu ceria lagi. Dengan membaca, siapa tahu juga kamu akan mendapatkan inspirasi untuk melakukan hal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya.

5. Mewarnai


Menurut suatu penelitian, mewarnai bisa terbukti bisa mengatasi stres dan depresi pada seseorang. Tidak ada salahnya kan mencoba kegiatan ini buat mengatasi galaumu. Mewarnai dengan gambar warna-warni yang cute dan meriah dijamin akan membuatmu mengingat masa kanak-kanakmu yang ceria dan playfull, yang akan memperbaiki mood kamu. Buat seru-seruan, kamu bisa saja mengajak teman atau adikmu untuk berlomba siapa kira-kira yang mewarnai paling bagus di antara kalian.

6. Curhat dengan Orang Terdekat


Curhat itu sangat penting dan perlu. Namun kamu harus hati-hati ya, pastikan orang yang kamu curhati bisa memegang rahasiamu. Meskipun orang yang baru kamu kenal kelihatannya baik, sebaiknya hindari curhat ke orang seperti itu karena belum tentu ia bisa memegang rahasia dan tahu siapa kita. Orang tua, sahabat, saudara, atau pacar, pokoknya kamu nyaman dengan mereka, mereka tahu kamu seperti apa, dan bisa memegang rahasiamu. Setelah kamu curhat, perasaan kamu akan lebih tenang dan kamu bisa mendapatkan saran yang bisa mengatasi kegalauanmu.

7. Introspeksi Diri


Jika kamu terus-terusan merasa tersisih, coba deh introspeksi diri dulu. Kira-kira ada nggak yang salah denganmu? Jangan-jangan itu semua hanya perasaan kamu saja karena kamunya terlalu sensitif. Atau jangan-jangan mereka bersikap demikian karena kamu memang terlalu jutek dan cuek sehingga mereka memilih untuk tidak mengajakmu ketika mau pergi, atau kamu orangnya memang anti sosial sehingga wajar saja jika mereka tidak memasukkanmu ke dalam invitation list nya. Namun, jika kamu merasa bahwa kamu sebenarnya sudah cukup terbuka dan bergaul dengan mereka, ada baiknya kamu mencoba untuk menjadi lebih baik lagi, ya lebih ramah, lebih sering tersenyum, lebih sering menolong, dan sebagainya. Siapa tahu mereka akan menyadari keberadaanmu dan tidak menyisihkanmu lagi.

8. Lihat Sekitar, Masih Banyak Kok Orang yang Sayang Sama Kita


Teman pasti nggak hanya satu atau dua kan. Jika kamu merasa tersisih di kelompok tertentu, bisa saja kelompok itu memang nggak bisa fit in sama kamu. Coba deh perhatikan sekitar, orang-orang terdekatmu. Jangan-jangan selama ini kita salah, terlalu sibuk berharap bisa diperhatikan teman kita itu, namun malah mengacuhkan perhatian dari teman lain dan orang terdekat yang sebenarnya sayang dan perhatian sama kita. Jangan sampai karena kita berusaha fit in di suatu kelompok pertemanan tertentu, kita tidak sadar bahwa masih banyak yang sayang dan mempedulikan kita.

9. Bicara dengan Orang yang Bersangkutan


Tidak ada salahnya juga jika kamu bicara dengan teman-teman yang menurut kamu mengacuhkan dan menyisihkan kamu walau kamu sudah berusaha buat gabung. Siapa tahu memang kita ada salah dengan mereka atau selama ini mereka tidak tahu apa yang kita mau karena kita selalu diam. Tapi jika memang ternyata mereka menganggapmu tidak bisa fit in. Sekeras apapun kamu mecoba, ya sudahlah, toh kamu masih punya teman lain yang jauh lebih peduli dengan kamu.

10. Berdoa


Tidak ada kekuatan lain yang bisa mengalahkan kekuatan-Nya. Coba deh curhat sama Tuhan, Dia lah pemberi solusi terbaik. Buat kamu yang beragama Islam bisa dengan sholat dan membaca Al-Qur'an, buat kamu yang Kristiani pergi ke Gereja secara rutin dan membaca Alkitab bisa menjadi solusimu. Jangan lupa selalu berpikiran positif ya. Bisa saja Dia yang membuat kamu diacuhkan oleh teman-temanmu, karena Tuhan tahu kalau teman-teman mu sebenarnya nggak cocok dengan kamu dan justru bisa merugikan kamu jika kamu diperhatikan dan masuk di pergaulan mereka. Yakin deh Tuhan itu maha penyayang, so yang sering-sering ya curhat sama Tuhan.

Wahai Adikku, Aku Bangga Menjadi Kakakmu

Ada pepatah mengatakan "Jika dekat saling bertengkar, jika jauh saling rindu". Yap, pepatah itu tidak hanya digunakan untuk sepasang kekasih loh. Namun, bisa untuk teman, sahabat, bahkan saudara.
Jika kalian cuma dua bersaudara kalian pasti akan merasakan hal ini, apalagi jika sesama cewek. Dan abgaiaman ketika salah satu dianatanya harus pergi merantau? Hemm...

1. Malu Untuk Bertanya Kabar




Saat anak tertua atau yang biasa disebut anak sulung harus menempuh pendidikan ditempat orang, bukankah perlu waktu lama untuk kembali berjumpa ? Bukankah kita merasa penasaran apa yang terjadi dengan rumah dan isinya yang sudah kita tinggalkan ? Terkadang kita menelpon untuk mengetahui kabar orang tua dan adik. Tapi bukankah terkadang gengsi lebih besar untuk bertanya langsung? Jadi basa-basi adalah cara yang tepat untuk tau kabar keluarga.

2. Uang Bulanan yang Dikirim Oleh Orang Tua




Sebagai anak yang jauh dari rumah, bukankah wajar jika orang tua khawatir dengan hidup anaknya diperantauan. Apakah ia cukup makan dan cukup tidur?
Uang bulanan yang kita terima ini yang terkadang menjadi masalah buat adik kita. Dia selalu mengatakan, "Kenapa harus kakak dulu? Mau beli ini, mau beli itu ga bisa, sedangkan kakak disana enak tinggal minta uang kiriman, ga tau kalau disini kerja setengah mati."
Yah,, itu sih udah jadi makanan sehari-hari tiap menghubungi orang rumah

3. Menanyakan Kabar Kepulangan




Saat jauh dari keluarga pasti khawatir dong, ya mungkin itu juga yang dirasakan oleh anak bungsu ketika kakaknya harus hidup sendiri diperantauan. Terkadang terbesit pertanyaan dan candaan "Jadi pulang ? Ahh ga usah sudah, habis-habiskan uang saja". Omongannya terlalu pedas bukan ? Ya memang, tapi dibalik semua itu aku yakin dia ingin aku segera pulang. Walau terkadang dalam harapannya untukku pulangterselip omongan "Supaya ga pake ngirim uang bulanan, supaya ada yang gantiin bersih-bersih rumah". Sekali lagi aku yakinkan bahwa itu bohong

4. Berbeda Tempat Kuliah




Aku memintanya untuk kuliah ditempat yang sama denganku, tapi dia mengatakan bahwa dia tak ingin satu universitas denganku. Terdengar sepeti lelucon bukan ? Padahal dari SD sampaiSMA kami selalu satu sekolah. Ya, sekarang aku mengerti, dia hanya tak ingin meninggalkan kedua orang tua kami.

5. Bodyguard Orang Tua




Buset dah.. "bodyguard", apasih bahasanya. Sebagai anak yang saat ini satu-satunya yang tinggal bersama orang tua, sudah tugasnya untuk menjaga kedua orang tua kami. Bukan, bukannya aku tak mempunyai tugas tersebut, hanya saja dia yang lebih dekat dan lebih tau kondisi orang tua kami.

6. Bertukar Informasi



Karena hidup di 2 tempat yang berbeda, terkadang kami bertukar informasi tentang kemajuan desa atau apapun itu . jika dia lebih tentang suatu hal aku akan lebih sering bertanya kepadanya.

7. Sebuah Kekuatan




Untuk adikku, kakakmu bukan seorang pemberani yang mampu mengatakan ini secara langsung. Tapi melalui tulisan ini aku ingin mengatakannya,  jika orang sangat mencemoh karena kau tetap kuliah di desa sementara aku merantau, jangan dengarkan mereka. Mereka tak akan pernah tau rasanya berjuang sendirian. Tak masalah, aku tau kau pandai dan akan tetap menjadi pandai dimanapun kau berada. jadi buktikan bahwa kita bisa melalui ini.
Adikku, aku bangga menjadi kakakmu.

Tak Jodoh Maka Tak Jadi


Empat misteri dalam kehidupan di dunia yang tak akan pernah bisa dan mampu manusia itu menebaknya, apalagi mencoba memprediksikannya kapan itu akan datang dan kapan itu akan terjadi. Empat Misteri kehidupan yang sampai saat ini selalu menjadi pertanyaan, yang tersimpan dalam erat rahasia dibalik rahasia Sang Kuasa tersebut adalah hari kiamat, kematian, rejeki dan jodoh. Dari empat misteri Ilahi tersebut, yang sangat sering dibicarakan orang di atas dunia adalah jodoh dan rejeki, sementara hari kiamat dan kematian sangat jarang dibicarakan karena katanya serem banget.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas tentang jodoh saja dan mungkin pada kesempatan lain akan membahas satu persatu-satu tentang rejeki, kematian, dan hari kiamat. Kenapa lebih memilih tentang jodoh, karena sepertinya lebih asyik untuk dibicarakan karena sampai saat ini, masalah jodoh sangat paham dan memahami serta selalu menjadi trending topic seseorang yang telah menginjak dunia dewasa.
Sampai detik ini, di luar sana begitu banyak mereka yang bicara tentang jodoh saya siapa dan harus bagaimana saya menjumpainya. Ada yang duduk diam dalam harap yang tak pernah pudar. Ada yang selalu berdoa di setiap sujudnya agar segera dipertemukan dengan jodohnya dan ada pula yang santai saja dalam usaha yang tak menampakkan diri dalam mengejarnya.
Tentunya, setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menanti dan menunggu jodoh itu datang tepat pada waktunya. Ada pula yang tak sabar, lalu meminta kepada orang tua untuk dicarikan jodoh alias dijodohkan saja biar cepat. Atau ada juga yang tak mau pusing mikirin jodoh, hingga kadang terlanjur lama membujang, lalu umur tak muda lagi hingga kepala pusing lalu pergi ke dukun, dukun tak mempan lalu gantung diri. Capek deh! Ada pula yang cuek saja dan tak terusik dengan pertanyaan, kapan menikah?
Dia selalu menjalani waktunya dengan berbagai hal yang bermanfaat. Orang seperti ini, tentunya sangat memahami jika hidup itu bukan soal tentang jodoh saja, kapan akan datang. Bukan saja siapa jodohnya, namun dia hanya ingin mendapatkan jodoh orang yang tepat dan pada waktu yang tepat. Bukan terpaksa, bukan dipaksakan, bukan pula karena nafsu, namun karena bahagia dunia bahkan hingga akhirat ia bertanggung jawab.
Pacaran bukan berarti kita jodoh dan tidak pacaran bukan berarti kau tak mengenal siapapun. Namun jika pacaran hanya akan mengantarkanmu dalam jurang dosa yang menggagalkanmu mendapatkan jodoh yang baik kau inginkan, maka kau boleh tidak pacaran karena dalam dunia ini tak ada undang-undang tentang larangan tidak boleh jomblo. Dan pula, jika pacaran bisa kau jadikan untuk belajar menahan diri, bersabar, dan bersikap baik kepada seorang wanita dengan menjaganya dengan baik, maka pacaran juga tak ada undang-undangnya yang melarang tak boleh pacaran dalam dunia ini.
Perlu kau sadari juga, jika apapun yang kau lakukan untuk mendapatkan sesuatu yang baik, maka kau harus berlaku baik pula. Kau harus berusaha dengan baik pula. Jika inginkan seseorang yang baik hadir menjelma dalam hidupmu, seperti apa yang kau impikan dan kau inginkan, maka dari dirimu, kau harus adil bersikap lebih baik dari seseorang yang kau impikan tersebut.
Percaya atau tidak, jika janji Sang Kuasa itu tak pernah meleset. Janji Ilahi itu pasti bukan seperti janji pejabat yang sering ingkar janji. Jika saat ini kau merasa terluka karena seseorang telah meninggalkanmu, padahal kau begitu ingin dia selalu ada dalam hidupmu hingga nanti, namun tanpa kau sadari, saat ini dia telah pergi. Atau seseorang yang kau kagumi saat ini, hingga kau menanam rasa begitu berat dalam rindu yang tak pernah hilang di setiap helaan nafasmu menginginkanya ada dalam hidup nyatamu. Pada suatu ketika semua berubah, semua akan berlabuh dan semua akan menentukan siapa yang berhak ada dalam hidupnya.
Jika semua itu kau rasa, jika luka itu datang menghabisi waktu siang bahkan malammu, hingga kadang air mata tak mampu kau tahan, menetes mengaliri celah pipimu, maka bersabarlah karena Tuhan sedang mengujimu untuk dapat bertahan. Bertahan dalam bahagia yang tak akan pernah hilang, nanti ketika si dia yang datang mengobati segala lara dalam hatimu. Luka hari ini hanya bagian dari bahagiamu, maka jangan benci luka dan siapa yang meninggalkan luka itu, tapi pikirkan bagaimana caranya luka itu bisa menjadikan dirimu menjadi lebih dewasa untuk bersikap dan menyadari jika tidak mau terluka, maka jangan pernah melukai orang lain. Tak jodoh bukan karena kau tak boleh jatuh cinta.
Tak jodoh bukan karena kau tak boleh meninggalkan. Tak jodoh bukan berarti kita harus pergi. Tak jodoh bukan berarti kita harus saling membenci, namun tak jodoh karena memang pada kenyataanya memang tak bisa bersatu. Paling tidak, kita pernah bercerita panjang untuk belajar membangun bagaimana caranya hidup bersama dalam duka dan suka. Tak perlu memaksa diri menjadi-jadi, karena bisa jadi, itu akan menjadi petaka dalam hidupmu, karena kita sangat memahami jika jodoh itu untuk mereka yang telah mampu membangun masa depan dan melupakan masa lalu. Jika belum siap, jangan pernah kau memaksa untuk mencari jodoh. Apakah itu akan berhasil, bisa saja berhasil, namun kadang itu hanya jebakan dan berpisah pada akhirnya itu tak enak rasanya.
Kita sangat memahami pastinya, pernikahan bukan perjalanan yang mudah untuk ditempuh. Lihat saja, saat ini begitu banyak mereka yang terhanyut dalam pernikahan sesaat bermodalkan rasa yang mereka rasa indah saat ini. Kadang mereka rela menggadaikan petunjuk, keluarga bahkan agama agar bisa bersatu, namun cepat atau lambat itu tak akan menjadikan mereka pernikahan yang langgeng. Yang ada, akan mengantarkan pada jenjang perpisahan. Pernikahan yang ada dalam otak mereka hanya nafsu sesaat saja, mereka tidak mengerti apa arti dari pernikahan itu sendiri. Lalu, siapa yang akan menjadi korban jika pernikahan itu berlandaskan nafsu saja? Ya banyak, mulai dari waktu, anak-anak, keluarga, dan masa depan semua yang tentunya akan menjadi berantakan semuanya.
Banyak hal yang kadang orang lupa ketika cinta itu tumbuh dalam diri mereka, hingga kadang tak lagi merasa jika cinta itu jebakan saja, bukan sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya. Apalagi perbedaan itu terlalu jauh untuk dapat ditempuh, namun yang dibicarakan jika itu akan baik-baik saja. Pada kenyataannya, itu tak akan menjadi baik.
Lihat saja mereka yang kadang memaksa diri, jika dirinya yang saat ini ada dalam waktu mereka adalah jodohnya. Walaupun berbeda keyakinan, keluarga menentang bahkan tak banyak juga yang menasehatimu itu tak baik untuk masa depanmu karena soal keyakinan itu sensitif. Namun pada kenyataannya, banyak yang terus melaju dan menentang itu untuk ada.
Hingga pada saatnya tiba, mereka dihadapkan pada persoalan yang rumit, hingga pada akhirnya pernikahan hanya bertahan dalam cinta yang begitu cepat luntur hanya karena pertentangan ini dan itu, yang tidak sejalan lagi seperti apa yang dijanjikan sebelumnya. Jadi, sebelum itu terlambat dan terjadi dalam hidupmu, nantikan saja waktu yang akan menjawab semua keluh kesahmu tentang jodoh yang kau harapkan. Dia yang halal bagimu, dia yang sejalan denganmu, dia yang cocok denganmu dan yang jelas dia yang satu keyakinan denganmu.
Tak perlu berkecil hati dan jadi malas-malasan, lalu galau berdiam diri karena teman-teman, tetangga semua sudah pada menikah. Tak perlu kau merasa terhina hanya karena kau belum juga menemukan jodohmu. Tak perlu merasa tak tampan dan tak cantik hanya karena jodohmu belum datang dalam hidupmu.
Percayalah, semua akan terjawab jika kau selalu bersabar dan percaya, jika suatu hari kelak dia yang kau tunggu akan datang menghapus semua yang kau rasa saat ini. Jadi, tersenyumlah untuk dia yang saat ini sedang berupaya menemukanmu dan begitu juga dengan dirimu, berupaya menjaga hati dan diri untuk dia yang selalu dijaga oleh sang pemilikNya. Semoga bermanfaat untuk kamu semuanya, terima kasih.

Penjelasan Sains Mengapa Islam Menganjurkan Mendahulukan Tangan Kanan


Kita sebagai umat muslim pasti tidak asing lagi dengan tuntunan ini. Pengutamaan tangan kanan untuk melakukan segala aktifitas sehari-hari sudah menjadi kebiasaan secara umum.  Dan, ini memang sebuah sunnah yang secara turun-temurun dilakukan oleh Rasulullah.
Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
 “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, & dalam seluruh aktifitas beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5926 & Muslim no. 268)
Melihat bagaimana utamanya penggunaan tangan kanan, muncul suatu pertanyaan: kenapa harus tangan kanan? kenapa tidak tangan kiri? apakah ada dampak penggunaan tangan kanan bagi tubuh kita? bagaimanakah penjelasan secara ilmiah menggunakan tangan kanan?
Di titik ini, kita akan membahas secara ilmiah bagaimana pengaruh tangan kanan terhadap tubuh kita, teruma otak. Mari kita selidiki secara perlahan.

Sisi otak mengatur bagian tubuh yang berlainan

Menurut sebuah artikel dari Northern University, otak memiliki dua bagian: kanan dan kiri. Otak bagian kanan mengatur tubuh bagian kiri, sedangkan otak kiri mengatur tubuh bagian kanan. Sebagian besar orang, otak kiri mengatur pengolahan bahasa dan ucapan, sedangkan di bagian kanan mengatur aktifitas nonverbal dan kemampuan spasial.

Otak kiri menstimulasi perasaan menjadi lebih senang

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Richard Davidson di University of Winconsin menguji bagaimana mekanisme otak pada keadaan tertentu. Dengan menggunakan functional MRI (fMRI) technology, Davidson menunjukkan sisi kiri lobus frontal—atau sering disebut sebagai korteks prefrontal kiri—lebih aktif saat seseorang dalam keadaan bahagia. Berbeda dengan sisi kanan lobus frontal—korteks prefrontal kanan—yang lebih aktif ketika seseorang dalam keadaan sedih. Jadi, dengan mempelajari apa yang menstimulasi korteks prefrontal kiri, kita dapat membuat seseorang lebih bahagia.

Otak kanan dapat memengaruhi emosi seseorang menjadi tidak stabil

Kita merujuk pada tulisan sebelumnya tentang penelitian Dr. Richard Davidson yang menyatakan bahwa kortek prefrontal kanan lebih aktif ketika merasa sedih. Dari sana kita dapat menjadikan pernyataan tersebut sebagai acuan bagaimana otak kanan bekerja terhadap emosi seseorang. Sebuah penelitian dari seorang profesor di Masschussets juga mendukung hal tersebut. Ruth Propper, professor psikologi di Merrimack College menyatakan bahwa kedua bagian dari otak seorang kidal danambidextrous (seorang yang bisa kidal ataupun normal) lebih terkoneksi ketimbang otak orang normal. Dan, lantaran kedua belah otak mereka saling behubungan, seorang kidal akan lebih terpengaruh oleh area yang bertanggung jawab terhadap emosi negatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa seorang yang kidal akan cenderung menjadi pribadi yang moody ‘labil’ dan pemarah.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut cukup masuk akal jika Rasulullah menganjurkan kita untuk lebih mendominankan tangan kanan ketimbang otak kiri. Karena dengan menggunakan tangan kanan, maka otak kiri kita akan lebih aktif. Dan, di dalam otak kanan terdapat bagian yang disebut frontal korteks yang berfungsi untuk merangsang perasaan senang, sehingga setiap kali kita melakukan aktifitas dengan tangan kanan, maka otak kita juga akan meng-support kita untuk merasa bahagia dalam melakukan pekerjaan.
Walaupun disebutkan orang kidal cenderung ‘labil’, namun bukan berarti semua orang kidal memiiliki kecenderungan seperti yang disebutkan. Setiap orang memiliki kemampuan kontrol diri yang bisa menjadikan dirinya tidak tergantung pada otak. Namun, ada baiknya jika kita mengusahakan diri mengutamakan tangan kanan, karena selain tuntunan Rasul, secara alami tubuh kita (otak) juga bekerja secara positif terhadap diri kita.

Pertemanan Bukan tentang Heroisme, tapi Soal Saling Menjiwai


Pernah nggak kalian punya teman baik, katakanlah sahabat, pernah? Nah, saya juga pernah. Saya punya tujuh sobat baik waktu duduk di bangku SMA. Ke mana-mana bareng. Bisa dibilang kami sudah sangat dekat dan kalau saat ini saya disuruh mengingat kenapa kami bisa bersahabat baik waktu itu, percayalah tak ada aksi-aksi heroik di antara kami. Nggak ada tuh seingat saya yang seorang sampai ngorbanin uang jajannya buat membantu yang lain untuk bayar uang sekolah, boro-boro, kepikiran aja enggak.
Padahal, setiap kami bukannya tidak punya masalah, tapi ya gitulah, jangankan bikin petisi atau ngumpulin dana, punya inisiatif buat nolong aja nggak ada kok.
Tapi herannya, hubungan persahabatan kami bisa akrab banget. Kalau yang seorang nggak masuk sekolah, kok rasanya kayak ada yang kurang gitu loh. Nah, padahal kalau saya tonton di tv, sebuah persahabatan itu biasanya terjalin karena tindakan heroik, terjebak di sebuah penjara yang sama, terlibat konspirasi bersama dan memiliki visi-misi yang sama.
Tapi pada kenyataannya yang saya alami pertemanan yang pernah saya jalani itu cuma berdasarkan kecocokan belaka. Contohnya dari tujuh teman saya itu, ya semuanya cowok culun, cemen absolute, malas belajar, grogi kalau deketin cewek dan selalu ditolak setiap kali nembak adik dan teman sekelas. Hikss. Tapi mungkin kesamaan nasib itulah yang membuat kami dekat. Kami bisa membicarakan satu topik serius dengan seribu satu sudut pandang penuh lelucon dan ejekan. Jalinan komunikasi kami tuh sudah kayak gaya sepak bola Barcelona, tiki-taka, tanpa dominasi semua bebas berbicara.
Nah, seperti biasa tulisan ini hanya sekedar intermezzo, soal dunia picis pertemanan dan seluk-beluk persahabatan. Lalu bagaimanakah pertemanan yang tanpa aksi heroik ini bisa terjalin dengan hangat, berikut beberapa cerita saya.
1. Beberapa Orang yang Bahagia dalam Kebodohan
Dari salah satu film kartun kesukaan saya yang berjudul Spongebob Squarepants, saya pernah mendengar ejekan Squidward untuk menggambarkan persahabatan yang dijalani oleh Spongebob dan Patrick, Squidward menyebut Patrick dan Spongebob hanya dua orang yang selalu bahagia dalam kebodohan.
Nah, hal-hal bodoh dan konyol beginilah yang kadang bisa membangun sebuah pertemanan. Selain karena menyukai topik dan kegiatan yang sama, kebiasaan yang unik juga bisa melekatkan sebuah pertemanan. Seperti yang di contohkan oleh Owen Wilson dan Vince Vaughn dalam filmnya yang berjudul Wedding Crashers.
Diceritakan di sana bagaimana kedua orang itu memiliki hobi yang unik, yaitu mengacaukan pernikahan orang lain. Jadi, pekerjaan sehari-harinya ya menghadiri pernikahan orang yang tidak mereka kenal lalu bikin kekacauan di sana. Jadi terkadang hal-hal uniklah yang bisa membuat pertemanan menjadi akrab dan awet. Jadi semakin banyak kesamaan semakin mudah beberapa orang untuk menjalin pertemanan yang awet dan akrab.
2. Harus Ada yang Jadi Sule dan Ada yang Jadi Andre
Saat ini pasangan lawak yang bisa dibilang lucu adalah Sule dan Andre. Kedua orang ini sekarang jadi host di Net TV pada sebuah acara yang diberi nama Ini Talkshow. Sejak dari Opera Van Java di Trans 7, sudah terlihat kedua orang ini saling melengkapi.
Andre adalah pelawak yang kalem, bicara sesekali, sementara Sule adalah pelawak yang banyak bicara dan heboh. Saat ini kombinasi keduanya menjadikan duet mereka sangat lucu. Bandingkan saja dengan acara lawak lain, semua pelawak ingin terlihat heboh, semua ingin bicara, semua ingin jadi pusat perhatian. Akhirnya? Yang ada hanya acara berisik yang lucunya dipaksakan.
Ini adalah contoh dalam kelompok pertemanan, memang perbedaan karakter itulah menyatukan. Ada yang heboh, pemalu, pendiam, cerewet, bersifat pemimpin, jadi bahan ejekan, dan lain sebagainya. Namun semua itu masih dalam satu-kesatuan. Justru kalau semua ingin menonjol malah tak bisa akrab, persahabatan terjadi saat tiap orang tetap menjadi dirinya sendiri.
3. Keterbukaan yang Mendekatkan
Selama saya berteman dengan berbagai orang, kunci untuk menjadi akrab adalah keterbukaan. Di awal-awal, dalam batasan tertentu, ya harus berani membuka diri. Contohnya teman kerja, gimana mau dekat dan akrab kalau tiap hari yang dibahas cuman target, target, dan target. Makan ke rumah makan ngomongin target penjualan. Bagaimana mungkin topik seperti ini membuat sekelompok orang menjalin persahabatan. Yang ada hanya mentok sebatas rekan kerja saja.
Keterbukaanlah yang membuat kita akrab. Bahkan tak jarang kalau anak laki-laki tuh sampai yang “jorok-jorok” juga dibahas haha. Kecengannya diceritain, hubungan cintanya diceritain, mau pindah kerja diceritain, ada cewek cantik lewat dibahas habis-habisan. Keterbukaan beginilah yang biasanya bikin orang jadi akrab.
Jadi intinya kalau mau nyari teman itu nggak susah, belajar terbuka aja. Nggak usah dijelasin ya keterbukaan yang gimana, yakinlah semua sudah pada ngerti. Jadi teman yang baik juga butuh keterbukaan, jadi dengan begitu teman yang lain juga berani dan merasa nyaman untuk terbuka. Kalau sudah saling terbuka begini, jadi kelompok pertemanan itu sudah berubah menjadi wadah untuk curhat.
Akhirnya lahirlah sebuah kelompok pertemanan yang sehat dan menyenangkan. Justru orang yang menutup dirilah itu sangat sulit untuk didekati.
4. Pada Akhirnya Teman Baik Bakal Jadi Teman Jauh
Sisi lain pertemanan, sesahabat apa pun itu, jarak biasanya mengubah segalanya. Saya contohkan teman-teman SMA saya, dulu waktu sekolah dekat banget, tapi setelah lulus dan menjalani hidup masing-masing boro-boro ketemu komunikasi juga jarang.
Awal perpisahan sih komunikasi, tapi lama-kelamaan sudah saling cuek, kadang mau nelepon juga bingung mau ngobrolin apa. Nostalgia cuman jadi topik yang asyik dibahas di awal perpisahan, setelah itu semua kayak basi aja. Pernah suatu kali, setelah bertahun-tahun saya nelepon teman SMA, setelah say hello, nanya kabar dan bla-bla-bla habis itu nggak tahu mau bahas apa lagi.
Paling bicarain masa lalu, ngingat-ngingat momen lucu, ngebahas si anu habis itu tutup telepon. Selain membangkitkan kenangan sisanya terasa hambar. Mungkin inilah kenyataan yang harus diterima, sekalipun kita punya teman lama, kita harus tetap punya kawan baru. Daripada nanti kesepian hehe. Wajar kalau komunikasi jadi jarang, apalagi dipisahkan jarak, belum lagi masing-masing sudah dapat lingkungan dan sahabat baru, pola pikir baru, dan lain sebagainya. Bukannya sombong, tapi kadang hanya bingung kalau dia nelepon kamu kalian mau bahas apa?
5. Kalau Tuan Dapat Kawan Baru, Saya, Kawan Lama Dilupakan Jangan…
Kelebihan kelompok pertemanan adalah adanya unsur persahabatan yang membuat nyaman. Jadi kalau cerita apa pun tak akan dihakimin, mentok-mentok paling diketawain. Kedekatan itu kadang menghapus rasa sungkan dan malu pada tiap orang. Bahkan setelah berpisah, rasa tak punya malu itu masih terbawa-bawa.
Misalnya beberapa teman saya di kampung yang belum kerja, kadang menganggap saya sudah kaya di sini. Padahal di Bandung juga saya jadi kuli, hidup pas-pasan, bahkan kadang nggak makan, hikss. Tak jarang mereka minta diisiin pulsa. Awalnya dua puluh ribu, saya tak kabulin, lalu mereka turunin jadi sepuluh ribu, masih saya tolak, mereka turunin lagi dengan minta dikirimin pulsa lima ribu saja, akhirnya… tetap nggak saya isiin haha.
Ini hanya contoh saja, bahwa bukan soal jasa yang membuat kita bersahabat. Kalau sudah berpisah, kenangan akan kebersamaan itulah yang tetap membuat kita tetap layak disebut bersahabat. Bukan pula sifat heroik, kadang ya itu hanya berdasarkan kecocokan belaka.
Yah punya sekelompok sahabat seperti itu juga sudah syukur bangetlah. Bisa ketawa bareng, curhat gratis, ada teman buat diajak main, bisa menghibur diri, dan yang jelas bisa jadi tempat untuk meluapkan segala unek-unek untuk kemudian ditertawakan. Sekian.

Pahlawan Keluarga yang Kupanggil Papa


“Aku mau main malam!” Bentakku, marah saat aku tidak diizinkan untuk main malam seperti mereka semua. “Tapi dunia malam itu tidak semenyenangkan yang kamu pikir, tidurlah!” Balas papaku seketika kemudian meninggalkanku dalam keadaan kesal.
Percakapan tersebut terjadi saat usiaku belum genap 17 tahun. Aku adalah anak pertama dari dua saudara. Aku benar-benar memiliki peraturan yang begitu kuat di rumah ini. Aku lahir di tengah keluarga sederhana. Aku sering menginginkan bebas seperti anak remaja lainnya. Aku ingin seperti itu karena aku belum paham kenapa Papa dan Mama sebegitu menjagaku. Aku belum paham sekejam itu dunia di luar sana.
Aku kini sudah duduk di bangku kuliah semester pertama. Aku paham sekarang kenapa papa begitu keras kepadaku. Aku pernah merasakan jatuh cinta dengan seorang laki-laki di luar sana. Tetapi laki-laki itu meninggalkan aku dan membuatku bersedih. Bukan hanya sekali tetapi berkali-kali. Saat aku duduk di bangku SMA dan aku pulang ke rumah setelah seharian sekolah di sana ada laki-laki yang dari kecil tak pernah meninggalkan aku, ternyata tak ada laki-laki yang bisa mengalahkan cintanya kepadaku. Kemarin, laki-laki itu juga yang mengantarku hingga sampai Yogya. Begitu kuat perjuangannya hingga aku bisa merasakan dunia perkuliahan, padahal aku tahu, untuk keseharian kita saja sekadar ‘cukup’.
Bagaimana aku tak mencintainya setelah mengetahu ini semua? Laki-laki yang kupanggil papa saat ini usianya sudah semakin menua tetapi masih bersemangat membiayai pendidikanku dan adikku. Saat papa sedih atau lelah, papa tak pernah menunjukkannya. Entah hatinya terbuat dari apa hingga setegar itu menghadapi dunia yang sekejam ini. Saat aku mendengar ada yang melakukan tidak adil ke Papa aku pun marah, karena yang sakit hatinya bukan hanya Papa. Aku pun merasakannya. Mungkin Papa hanya diam saat menghadapi ketidakadilan itu. Tapi aku, aku selalu mengoceh tentang sebuah keadilan di kamarku sendiri, sumpah serapah keluar begitu saja dari mulutku. Aku sangat marah melebihi kecewa dan marahnya papa yang sudah diperlakukan seperti itu. Saat ada yang meremehkan keluargaku, ku yakin papa merasakan amat sangat tertekan. Tapi percayalah aku akan membuktikan ke mereka, pa. Aku buktikan mereka akan menyesal telah memperlakukan kita sekejam ini.
Pah, anakmu kini sudah semakin dewasa, baik-baik ya pa di sana, sehat selalu. Lihat aku wisuda nanti ya, pa. Bersama mama dan adik juga. Aku buktikan mah, pah, ada gelar sarjana yang akan membuat mereka menyesal. Akan kubuktikan ke mereka ini semua tak melulu karena materi, tetapi ini semua karena cinta yang suci dari perjuangan dan keringat papa serta doa dari Mama. Pantas saja semua anak gadis selalu menganggap papanya cinta pertamanya, karena papalah sosok laki-laki yang sangat tulus memperjuangkan kebahagiaan untuk anak gadisnya. Hingga suatu hari ada seorang laki-laki yang diizinkan olehmu untuk mengambilku. Tapi itu takkan mengurasi rasa cinta dan sayangku ke papa. Kupastikan itu, pa.
“Terangnya hidup di dunia karena sinar kasihmu Papa. Biar duka menyelimuti kita kau selalu hadirkan bahagia. Apapun keadaan mu bagiku kau bagaikan raja. Pelindungku dari semua badai, siang malam kau hangatkan aku. Bila Tuhan izinkan aku bicara ku bersaksi tak akan pernah menyesal, punya dia yang terhebat hanyalah dia. Bila Tuhan izinkan aku meminta, hanya ada satu pintaku yang suci, ku bernafpas hanya untuk dia bahagia. Oh Papa” 
Miss you, Pah.

Jangan Salahkan Cinta Jika Kamu Pernah Terluka. Lebih Baik, Mari Introspeksi Saja!


Anganku kembali pada siang hari 6 bulan yang lalu. Waktu pertama kali aku melihat sepasang mata yang indah, senyum yang menawan, dan wajah yang manis.
Aku terhenyak sejenak dengan keindahan yang ada. Aku tersipu melihatmu, ketika kau memberi senyum indahmu itu padaku. Ya Tuhan, inikah yang disebut bidadari yang orang banyak katakan? Aku hanya tertunduk malu saat itu. Sejak siang itu, aku merasa ada yang beda dengan hatiku. Aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi, ingin menjadi penikmat keindahan dari dirimu, dan ingin memilikimu.
Enam bulan sudah berlalu, aku kini berhasil mengenalmu lebih jauh. Aku berhasil menjadi penikmat keindahan dari dirimu. Yaa… Aku berhasil menjadi orang yang kau andalkan saat ini dan aku bahagia dengan keadaan ini, namun aku belum berhasil menjadikanmu milikku. Aku tak tahu siapa yang salah. Kau yang terlalu membuka diri atau aku yang terlalu berharap padamu? Pikiran itu kerap kali menghantuiku. Aku sadar bahwa kehadiranku hanya sebagai kerikil dihubunganmu dengan dia. Yaa… dengan dia, lelakimu. Aku memang tak tahu diri.
“Aku kini sampai di persimpangan, ketika aku harus memilih pergi atau tinggal”
Entah apa yang sebenarnya ku pikirkan. Aku tahu betul cintamu bukanlah untukku, namun hatiku sungguh tak mampu menepis bayangmu dari pikiranku. Aku begitu yakin dengan hatiku, yang kerap kali membawaku semakin jatuh cinta pada dirimu. Sampai-sampai aku tak peduli akan perih yang pasti akan ku rasakan, ketika kau akhirnya memilih dia sebagai pelabuhan hatimu. Aku bodoh karena cintaku. Aku biarkan saja cinta terus membawaku, karena cinta tak pernah salah.
“Cinta ku jadikan alasan untukku bertahan meskipun itu berujung perih karena aku yakin cinta takkan pernah salah”
Aku menikmati setiap waktu bersamamu dan tanpa ku sadari, aku semakin membawamu jauh dalam hidupku, hingga saat ini aku sulit untuk melupakanmu. Meski dari kau sendiri, tak sedetik pun kau mengingatku, malah justru kau kerap kali mencoba menolak diriku hadir dalam harimu. Aku hanya berharap, suatu hari nanti kau akan menyadari betapa cinta ini tulus dan satu. Hanya kau yang ku cinta, bahkan sejak pertama kali aku melihatmu.
Aku tersadar dari lamunanku, dan aku baru tahu kalau siang ini teriknya sama seperti enam bulan lalu, ketika pertama sekali kita bertatap. Hari itu seolah terulang kembali siang ini. Kini kau berdiri tepat di depanku. Tatapan mata indahmu tak berhenti membuatku jatuh cinta dan senyummu tak berhenti membuatku terpesona. Namun, aku melihat ada sesuatu yang berbeda dari tatapan dan senyuman itu. Mengapa matamu tak sepenuhnya indah? Mengapa senyummu tak selepas waktu itu? Ada apa dengan wanitaku ini? Perlahan kau berjalan mendekatiku dan kau bisikkan kata, “Maaf… Terima kasih… Selamat tinggal”.
Dan aku berbisik dalam hati, “Cinta tak pernah salah”.
Kau pun pergi meninggalkanku dengan sejuta harap. Aku tak bisa berbuat apapun, karena cinta telah membawamu padanya dan itu takkan pernah salah.  
“Putus ketika kita belum sempat untuk menjalin dan hilang sebelum kita sempat menemukan, hingga kini kita saling melupakan”

Kerja Dulu, Baru Kuliah? Why Not?


Masa-masa untuk duduk di bangku kuliah adalah masa-masa yang sangat ditunggu-tunggu oleh para jiwa muda. Merasakan terlepas dari seragam yang sudah 12 tahun melekat di badan. Memimpikan diri membuka argumentasi tentang hal yang perlu diungkap. Menikmati kebersamaan bersama teman-teman sejawat dalam diskusi santai di taman kampus. Ah, banyak lagi tentunya hal-hal yang sudah dinanti-nanti di universitas yang didambakan. Namun, tidak secepat itu, terkadang pilihan lebih berpihak kepada keputusan lain. Atau kendala lain yang mengharuskan mengikhlaskan impian-impian itu mengambang terlebih dahulu di udara. 
Dunia Kerja,  ternyata lebih memikat setelah seragam putih abu-abu itu dilepas. Atau, alasan kebanyakan adalah faktor financial yang kurang mendukung. Merepotkan orang tua dengan keterbatasan yang ada terkadang adalah pilihan yang sulit. Well, kalau kamu sedang di posisi itu jangan bersedih dan bergusar. Nggak masalah kok, banting tulang dulu baru kamu tuai kemudian hasil jerih payahmu itu.
'Kerja Dulu, Baru Kuliah' adalah pilihan yang tidak akan pernah kamu sesali karena beberapa hal berikut will give you special points yang bakal kamu syukuri dengan keadaan dan kondisi yang sudah berjalan.

1. Pengalaman di dunia kerja saat umur masih muda adalah pengalaman berharga yang akan mencetak dirimu siap dilempar kapan dan dimana pun kamu berada.




Seperti diketahui, di era sekarang ini banyak perusahaan yang mencari kandidat untuk bergabung dengan persyaratan salah satunya work experience dalam bidang yang dibutuhkan. Pengalaman adalah senjata utama di dunia kerja. Nah, di sinilah poin spesialmu jika gelar sarjana itu sudah kamu sandang nantinya. Tidak apa-apa bersusah dahulu mendapatkan pekerjaan. Memang tidak mudah dengan hanya bermodalkan ijazah SMA, SMK, atau setingkatnya mencari peruntungan di dunia kerja. Tapi yakinlah, dengan kemampuan dan tekat yang kamu miliki buktikanlah kemampuanmu itu sangat dibutuhkan oleh perusahaan dan sejalan beriringnya waktu pendidikan yang terhenti (sementara waktu) akan kamu lanjutkan kembali dengan mendidik diri untuk semakin baik lagi. 

2. Disaat teman-temanmu yang lain masih meminta uang jajan kepada orang tua, kamu malah menerima gaji pertamamu yang sudah siap kamu alokasikan sesuai dengan keiginanmu




Mau beli tas baru, sepeda baru, nongkrong-nongkrong cantik dengan teman-temanmu terasa lebih lega karena itu dilakukan dengan hasil jerih payahmu sendiri. Tidak lagi sedikitpun mengeluh kepada orang tua ketika keinginanmu tidak terkabul. Sekarang semenjak bekerja di usia muda apapun yang kamu inginkan dengan sendirinya akan terwujud, tentunya dengan uang gaji yang keluar dari dompetmu. Menyenangkan bukan?

3. Jangan lupa sisihkan juga pendapatanmu untuk orang tua




Tidakkah kamu ingin melihat senyum bahagia itu terukir di bibir orang tuamu ketika gaji pertamamu diusia 18 tahun dapat mereka nikmati? Mereka akan berbahagia dan berbangga mempunyai anak sepertimu; muda, berkarya, dan bertalenta. Bahagiakanlah mereka selagi kamu mempunyai kesempatan. Semakin dini kamu membahagiakan orang tuamu, semakin mudah juga langkahmu ke depan. 

4. Saatnya untuk membahagiakan dirimu selagi masih muda dengan hasil keringatmu sendiri




Kamu sudah berhasil rehat sejenak dari tumpukan tugas-tugas yang setiap malam menjadi santapanmu. Kamu sudah menutup buku-buku itu sementara waktu. Tidak akan ada lagi (untuk sementara waktu) tugas-tugas sekolah yang harus segera dikerjakan, rumus kimia, fisika atau X akar 2 dan semacamnya. Kini hanya tinggal fokusmu (untuk sementara waktu) pada tumpukan-tumpukan berkas di atas meja kerjamu yang musti dieksekusi segera atau mengingat janji bertemu klien hari ini. It’s okay, no problem. Jalani saja itu, nikmati. Tapi setelahnya, kamu juga wajib menikmati hasil keringatmu itu. Traveling lah! Nikmati hidup yang sudah kamu jalani. Lakukanlah sepuas dan sesukamu. Itu uangmu toh. Appreciate dirimu sendiri sebaik mungkin. Service lah dirimu dengan pelayanan terbaik. Jangan terlalu keras pada diri, manjakan juga dirimu dengan gaji yang sudah kamu terima disaat umurmu belum menginjak usia 20. Ini hidupmu, jangan pernah sesali segala sesuatu yang sudah berjalan. 

5. Misi selanjutnya adalah lanjutkan pendidikanmu!




Ingat, keputusan kerja dulu baru kuliah bukan final decision yang membuat pendidikanmu terhenti begitu saja meski ketika good position itu berpihak padamu di perusahaan tempat kamu mengabdi sekarang. Ayo bangkit, mulailah menabung! Ukir kembali masa depanmu yang sudah kamu tidurkan. Betapapun bagus karirmu di dunia kerja, alangkah lebih bagusnya jika ijazah SMA itu segera kamu ganti dengan IP yang cerah gemilang. Segera lanjutkan masa depanmu! Jangan terlena dengan kesenangan dari penghasilan yang sudah diterima. Pendidikan tetap prioritas utama. 

6. Alangkah bahagianya, lanjut kuliah dengan uang kerja keras sendiri




Hidup itu pilihan. Terkadang pilihan itu jualah yang membuat hidup. Jangan sungkan dengan nama yang belum ada gelar di belakangnya, tetap sabar, usaha, do’a, dan optimis. Iri melihat teman yang sudah sarjana sedangkan kamu belum dan malah baru memulainya, tenang, ambil sisi positifnya dan bawa iri tersebut ke dalam bentuk semangat dalam dirimu. Toh, tidak sepenuhnya kamu putus sekolah. Hanya saja menunggu waktu yang tepat untuk pasang toga itu ke kepalamu. Predikat sarjana yang didapat dari keringat sendiri itu adalah bangga yang sungguh luar biasa loh. Disaat teman-temanmu di luar sana mendapatkannya dari hasil kocek orang tua sedangkan kamu dengan sendirinya mendapatkan S itu dari hasil keringatmu sendiri. It’s incredible, isn’t it? 

7. Setelah sarjana pertarungan di dunia kerja akan mudah diatasi




Pengalaman, sudah. Gelar, juga sudah. Kini saatnya lempar atau memperbaiki CV untuk penghidupan dan pengalaman yang lebih baik. Masa depan gemilang itu, sudah ada di depanmu.  Dengan pengalaman kerja yang sudah mengasah kamu, mengatur jadwal kuliah dan kerja yang membuatmu disiplin waktu adalah bekal untuk masa depan bahagia yang kamu impikan. Perusahan ternama yang kamu dambakan itu sudah siap untuk kamu taklukan. Optimislah, CV mu sudah siap untuk bergelut di sana. Dengan pengalaman kerja yang sudah kamu miliki dan gelar sarjana yang sudah kamu peroleh dengan seiringnya waktu ketika bekerja adalah modal utama bagi kamu meilirik perusahan yang sedang mencari pekerja terbaiknya. Kembali ke poin pertama, terkadang banyak juga diluaran sana (maaf) para sarjana-sarjana yang fresh graduate masih kalah saing dikarenakan belum mempunyai pengalaman kerja sama sekali. Disitulah poin specialmu, muda, bertalenta and full of experiences. Tidak akan telat umur kok, 18 tahun mulai merambah dunia kerja, kerja satu, dua, tiga atau empat tahun kemudian lanjut kuliah sembari kerja, it’s okay for you. Cukup dengan tunjukkan kemampuan terbaik yang kamu punya, tidak akan ada kata terlambat untuk kamu yang memutuskan atau bernasib  kerja dulu baru kuliah. 

8. Now, It s your time




Once more… Jangan berkecil hati, merehatkan otakmu sejenak selepas dari seragam putih abu-abu. Jangan memaksakan diri, terkadang banyak faktor mengharuskanmu memutuskan hal tersebut, tapi dengan semangat dan tekat yang kuat, sesungguhnya engkau sedang dilecut untuk menjadi diri serba bisa kelak. Jika pun mau langsung lanjut kuliah setelah lulus, monggo, itu pilihan yo. Yang penting apapun pilihannya, pasti ada sisi positif dan negatifnya. Apapun pilihanmu, jalani dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh.
Pendidikan itu tidak kenal umur, tidak kenal siapapun. Baik dibangku kuliah maupun di dalam perjalanan hidup sesungguhnya ada pendidikan yang melekat di sana. Pelajari itu, tambah terus wawasanmu. Didik dirimu dan orang-orang disekitarmu dengan pendidikan yang bermanfaat untuk semua.
Bak peribahasa mengatakan, “Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”. Jangan pernah berhenti untuk mendidik dirimu. Jangan pernah berhenti untuk mencerdaskan dirimu.  Never stop learning, never stop thinking!