Tuesday, December 31, 2013

Advan secara resmi merilis Vandroid Harvard T3C, Tablet Quad-core dengan harga miring



Baru-baru ini Advan secara resmi meluncurkan dua perangkat Android secara bersamaan, Vandroid Harvard T3C dan Vandroid S5E.

Advan Vandroid Harvard T3C hadir dengan layar besar diagonalnya 10.1 inci dengan resolusi 1024 x 600 px (qHD). Tablet yang diberi tagline oleh Advan dengan slogan “Bigger Faster Powerfull” ini diluncurkan oleh pihak Advan untuk memberi alternatif produk tablet layar lebar dengan fitur oke dan tentu harga irit.

Hardware yang terpasang dalam Tablet T3C garapan Advan ini tergolong powerfull, Mulai dari kinerja Prosesornya yang mengandalkan Cortex A7 Quad Core clock 1.2 GHz didukung pula oleh RAM 1GB. Tablet yang membawa OS Android 4.2 Jelly Bean bisa berjalan tanpa hambatan, ngelag atau ngehang.

“Setiap produk yang kami keluarkan tidak akan terlepas dari yang masyarakat butuhkan. Termasuk untuk seri terbaru kami Vandroid Harvard T3C” kata Tjandra Lianto selaku New Bussiness Development Advan.

T3C ini disuplai dengan baterai berdaya ekstra jumbo, Lithium-Ion 6000 mAh. Melalui Harvard T3C ini, Advan melakukan Inovasi dengan mengubah baterai besar yang ada didalam Vandroid T3C sebagai Powerbank. Bisa dibilang sebagai suatu inovasi yang luar biasa, Advan bener-bener paham kebutuhan anak muda.

Selain baterai Extra Jumbo, Tablet Advan Vandroid Harvard T3C ini juga dibekali fitur telpon dan SMS dan lebih dalam lagi, bisa mengadopsi 2 kartu sekaligus. Konektivitasnya nggak diragukan lagi dengan berbagai fitur seperti Wi-Fi, akses data 3.5G, port USB, dan Bluetooth.

Advan juga menyisipkan port HDMI dimana bisa difungsikan untuk menghubungkan T3C ke layar yang lebih gede (TV LED / LCD, projector). Lebih hebat lagi tablet ini dibekali jugadengan kemampuan port USB OTG (on-the-go) yang dapat dimanfaatkan untuk koneksi dengan hardisk, flashdisk, mouse dan keyboard eksternal. T3C juga bisa difungsikan untuk nonton TV karena adanya TV Analog.

Dengan bermacam fitur tersebut, Harga Advan Vandroid Harvard T3C hanya dibanderol sekitar Rp2.200.000. Harga yang sangat ramah dikantong untuk Spesfikasi yang menjanjikan.
Sumber : http://acara-event.com/vandroid-harv...ah-harga-irit/

Sebut Nabi Bodoh, Blogger di Keroyok Komentator


Selain presiden SBY yang somasi seorang membernya, situs blog warga Kompasiana juga sedang ramai mengeroyok member lain karena artikelnya yang menyebut nabi bodoh.

Sempat dua hari situs itu tidak bisa di akses disinyalir karena ada diserang hacker yang tidak suka situs tersebut. Atau mungkin penggemar SBY ata juga yang tidak suka artikel nabi itu tetap tayang?

Masalahnya, kartun nabi saja bikin rusuh apalagi hujatan demikian?

gimana menurut kaskuser? diluar opini SARA ya...


neh sumbernya:



Kenapa Nabi Disebut Bodoh.

Inilah kenapa nabi disebut BODOH

Selain presiden SBY yang somasi seorang membernya, situs blog warga Kompasiana juga sedang ramai mengeroyok member lain karena artikelnya yang menyebut nabi bodoh.

Sempat dua hari situs itu tidak bisa di akses disinyalir karena ada diserang hacker yang tidak suka situs tersebut. Atau mungkin penggemar SBY ata juga yang tidak suka artikel nabi itu tetap tayang?

Masalahnya, kartun nabi saja bikin rusuh apalagi hujatan demikian?

gimana menurut kaskuser? diluar opini SARA ya...


neh sumbernya diatas ya... tq


lagian...


Kenapa Nabi Disebut Bodoh?

Lagi - Lagi YKS & Oplosan


Goyang Oplosan 'Yuk Keep Smile' Dinilai Meresahkan

Quote:

Program Yuk Keep Smile (YKS) yang tayang di stasiun televisi Trans TV dinilai meresahkan dunia anak-anak dan remaja. Program yang tayangan pukul 19.30 WIB itu, menampilkan goyangan-goyangan erotis dan memamerkan bagian tubuh dengan dandanan yang seksi.
Acara yang dipandu Soimah ini melibatkan SPG-SPG cantik berbusana minim sambil bergoyang oplosan. Joget yang terkesan sensual dan tayang pada jam belajar anak-anak, dianggap meresahkan. Terlebih tidak sedikit anak-anak kecil yang mulai meniru dari goyang oplosan tersebut.

"Ya, itu memiliki pengaruh terhadap dunia anak-anak. Apalagi jam tayangnya di jam belajar," ujar Ketua Satgas Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) M Ihsan saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (29/12).

Spoilerfor Cekidot OPLOSAN:







Ihsan menegaskan, sebuah tayangan acara seharusnya juga mempertimbangkan budaya adat di negeri sendiri. Jika menampilkan joget sensual dan seronok, alangkah baiknya tidak ditayangkan pada jam anak-anak.

Lebih lanjut, kata Ihsan, pihaknya sampai saat ini memang mengaku belum menerima laporan atau aduan dari masyarakat terkait acara tersebut. Namun, jika ada keluhan masyarakat, pihaknya segera mungkin akan mengkaji dan membawanya ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).

"Kami akan laporkan ke KPI, yang memiliki kewenangan pengawasan penyiaran adalah KPI. Ada mekanisme-mekanisme dan tahapan yang akan dilakukan KPI terhadap tayangan tersebut," jelas Ihsan.

Ihsan menegaskan, bila kajian KPI memutuskan bahwa suatu tayangan itu melanggar dan menyalahi aturan, maka sudah pasti pihak stasiun TV bakal menerima teguran. "Ada teguran tertulis, peringatan keras, larangan program tayangan hingga pencabutan izin siaran," ucapnya.

Program YKS di stasiun Trans TV sendiri terkenal dengan goyangan cesar tetapi lambat laun goyangan baru muncul dan kreatif. Setelah goyangan cesar, ada kereta malam, icikiwir, dan yang lagi populer saat ini goyang dangdut terbaru yaitu goyangan oplosan.

Goyangan oplosan yang dikomandani Soimah itu makin populer dengan jogetannya yang terkesan sensual dan menggoda. Goyangan itu menunjukkan di mana penyanyi menghadap ke samping dengan memiringkan tubuhnya ke belakang, dan di saat itulah terlihat jelas lekukan tubuhnya.

Tak hanya sampai di situ, sang penyanyi pun di dalamnya melakukan goyangan pinggul dengan gerakan naik turun. Bahkan tak jarang pula, dalam joget oplosan ini melibatkan remaja-remaja ABG, sejumlah SPG dengan dandanan mini dan seksi, serta gaya yang sensual.

Tentu jika tidak ada batasan-batasan, goyang oplosan YKS tersebut akan berdampak terhadap anak-anak dan remaja. Yang mana, pengaruh tayangan tersebut secara tidak langsung dan mungkin tidak kita sadari dapat menggerus budaya serta peradaban anak-anak sebagai aset bangsa.