Thursday, December 29, 2016

Tentang Jarak yang Kalah Akan Takdir




Sudah hampir 1 (satu) tahun kita tidak bertemu, terakhir kali ku melihatmu pada saat pengumuman kelulusan ujian nasional. Kini kita ditaktirkan berpisah, kau di utara aku di selatan. Sangat sakit bagi kaum seperti ku yang menuntut akan kejelasan, suatu kejelasan yang tak bukan sekedar dari seorang teman. Aku tahu dan mengerti mengapa rasa ini bisa tumbuh seperti ini, rasa yang mungkin tak kau miliki tetapi mungkin kau pahami.

Berawal dari contekan pelajaran Fisika yang aku berikan di bangku SMA yang kini membuat-ku seakan bernostalgia kembali ke saat itu. Ingin ku Tanya apa kabar mu dan siapa gadis mu sekarang, klasik memang didengar, namun itulah hal konyol yang ingin aku ingin ketahui. Jujur saja, aku gengsi untuk sekedar bermanis kata denganmu di setiap contac social media yang saling kita genggam. Terkadang, aku suka berpikir mengapa aku terlalu jatuh kedalam perasaan cinta ini.

Kau bagaikan Virus bagiku, namun sayang aku belum bisa menemukan anti-Virus yang siap untuk menghapus jejak jejakmu sampai bersih total. Masih ingatkah engkau ketika engkau menebak siapa orang yang aku cintai, dan kau selalu menjawabnya dengan salah, kini aku memberanikan diri menjawabnya dengan melihat siapa penulis dari artikel ini.
            
Masihkah kau sering pulang malam karena tuntutan tugas?. Aku sangat paham akan dirimu, kau adalah tipekal orang yang tidak ingin berhenti mengejar sesuatu sebelum kau mendapatkannya, namun sayang, aku bukan sesuatu yang terlentas di benakmu untuk di kejar dan didapatkan. Aku juga masih mengingat betul pertama kali kau menawarkanku pulang bersama dengan speda motormu dan aku tanpa piker panjang meng “iya” kannya, sungguh aku rindu akan masa masa tersebut

Jarak dari kediamanku dengan kediamanmu tidaklah jauh, hanya memakan waktu 10 menit untuk bertatap muka. Namun apa daya ku yang hanya bisa mewanti wantimu dari kejauha. Aku sering meng-stalking mu di Sosmed yang engkau gunakan, namun kau sayang kau tak aktif di dunia maya tersebut, terkadang hal hal semacam ini sering membuatku sedih. Kau sering mengajakku untuk bermain ke-rumahmu namun aku selau membuang seluruh kesempatan yang hadir de depan mata.

Kini aku disini masih sendiri masih berharap untuk kau temui bahkan kau perjuangkan. Banyak dari teman-temanku yang menuntutku untuk membunuh perasaan ini, namun apalah dayaku yang masih bertahan kepadamu. Ingatlah, namamu masih selalu menjadi langganan di dalam doaku yang berentetan dengan doa kepada kedua orang tuaku. Ku ucapkan salam kepada dirimu agar tetap selalu dalam lindungan tuhan yang maha esa. Terimakasih.

Tuesday, December 27, 2016

15 Karyawati Minimarket yang Bisa Bikin Para Cowok Rajin Belanja. Cantiknya Sudah Setara Selebgram!



Semenjak masuk pertengahan dekade pertama di abad ke-21, perkembangan dan jumlah minimarket di Indonesia makin meningkat. Sekarang di setiap jalan, apalagi di kota-kota besar, rasanya takkan sulit menemukan minimarket. Perkembangan tersebut tentunya bisa dibarengi dengan bertambahnya jumlah karyawan. Hitunglah setiap minimarket rata-rata memiliki 5 karyawan dan sebuah kota memiliki 200 lebih minimarket. Bisa dibayangkan bukan jika banyaknya karyawan di sebuah kota bisa mencapai 1000 orang.
Nah, kali ini Hipwee Boys mau ngajak kalian santai dulu lewat artikel kumpulan foto karyawati minimarketyang merek tokonya sudah nggak asing di telinga. Biar kamu, para cowok, nggak terlalu tegang dengan himpitan deadline dan target tabungan nikah. Oh ya, maaf sebelumnya buat orang-orang yang menganggap artikel ini sebagai bentuk objektifikasi atau eksploitasi perempuan. Bukan itu kok maksudnya. Ini cuma sekadar refreshment aja kok. Jangan terlalu serius dan apa-apa dianggap masalah gitu lah, biar nggak gila.

1. Ini sih sudah kelas selebgram. Kalau pegawai minimarket kayak gini, bisa penuh cowok-cowok tokonya!




2. Jangan salah fokus ke Mas yang di belakangnya. Itu lho, guys, fokus ke Mbak yang di depan




3. Mbaknya kayak boneka ya? Lucu! Bakalan betah ngantri di kasir kalau pegawainya kayak gini!




4. Ya Tuhan, mbak, kedipannya bikin nggak kuat. Bentuk alisnya juga banyak disukai cowok pasti




5. Kira-kira kamu bakal sering ke minimarket yang dijaga Mbak ini nggak? Harusnya sih iya.




6. Kalau Mbak ini yang jaga kasir, bakal berlama-lama di kasirnya. Dari beli pulsa sampai kasih donasi bakal dilakuin :))




7. Senyum simetrismu itu bikin cowok kagum, Mbak. Jadi pengen ke minimarket biar bisa lihat senyum kayak gini




8. Calon makmum idaman. Selain cantik, mbaknya juga terlihat penyabar dan agamis. Kurang apalagi?




9. Kalau gini caranya, bakal sering belanja ke minimarket tempat Mbaknya kerja meskipun cuman mau beli peniti.




10. “Unch… unch…” begitu kata anak zaman sekarang kalau liat yang lucu-lucu kayak mbaknya satu ini




11. Sumpah deh. Ini senyum Mbaknya bikin meleleh. Kalau yang jaga kayak gini sih antrian kasir bakalan panjang!




12. Bunganya kalah cantik kalau sama Mbaknya. Gigi gingsulnya juga bikin gemas dan pengen kenalan!




13. Stalking coba sana Instagramnya. Jangan salahin kita kalau ujung-ujungnya follow




14. Kalau lagi panas, mending ngadem ke minimarket aja. Siapa tau nemu Mbak cakep satu ini




15. Terakhir, mbak ini juga nggak kalah cantik. Kalau nggak percaya cek aja Instagramnya




Nah, itulah mbak-mbak minimarket yang bakal bikin cowok berlomba-lomba datang ke minimarket dan berlama-lama di sana. Belanjanya banyaknya di warung tradisional aja ya biar warung tradisional tetap hidup, tapi kalau beli hal-hal kecil ke minimarket boleh deh, sekalian cuci mata gitu maksudnya.

Wednesday, December 21, 2016

Mengikhlaskan Kehilangan, Percaya pada Tuhan Sepenuhnya



Tentang dirimu, tentang diriku dan tentang kita di masa lalu,
Aku tak menampik mengatakan aku pernah bersama denganmu, mengisi hari-hariku dengan senyum dan wajahmu, memimpikan hal-hal indah dan masa depan yang akan kita bangun di kemudian hari. sampai kita benar-benar lupa, bahwa ada Tuhan yang akan mengatur semuanya. 

Setidaknya kita masih bisa bersyukur, ketika Tuhan menyadarkan bahwa apa yang kita jalani adalah salah. Aku berterima kasih sekali padamu, karena dengan tegas memutuskan mengakhiri kisah haram itu, membebaskanku memilih. meski itu artinya, kau tidak memaksaku untuk menunggumu..

Bohong, jika aku katakan aku baik-baik saja setelah kehilangan. 
Bohong, jika aku katakan aku tidak akan mengingatmu dan akan melepaskanmu dengan mudah, 
Berkali-kali aku coba untuk pergi darimu, menganggap semuanya akan baik-baik saja, berkali-kali pula aku harus tega menikam hatiku sendiri untuk memendam namamu di dalam kepalaku.

Aku tidak tahu, tetapi mungkin Tuhan memang tengah menyiapkan kisah terindah untuk diri kita masing-masing. Rencana yang tak akan pernah kita duga. Bukankah Tuhan memang sudah berjanji bahwa dia akan menyiapkan yang terbaik untuk hambanya?, lalu akan kubiarkan diri ini pasrah, mengikuti alur kemana takdir Tuhan membawaku pergi, kepada siapa hati ini di labuhkan kembali, tentu dengan Ridho dariNya. Aku tak akan protes, tak akan banyak bicara, aku hanya ingin mencintai kehilangan ini dengan sebaik-baiknya, menjalani hari-hari dengan tulus.

Mungkin, tangis yang kau beri saat itu adalah cara Tuhan menyadarkanku, bahwa Cinta di dunia ini hanya ada satu, dan karena kehilangan inipula aku bisa kembali mendekat padaNya.

terkadang rindu memang tak pernah berbaik hati membiarkan aku tenang, dia selalu datang, mengetuk pintu hati ini meminta agar tetap dizinkan masuk. aku tak akan membunuh rasa rindu itu, aku akan memeluknya dalam bait-bait doa yang kupanjatkan kepadaNya di atas sajadah dalam sujudku.

Mungkin, Tuhan ingin kita sama – sama saling merindukan dalam bait-bait Doa yang kita panjatkan kepadaNya

Semoga Dengan Do’a Aku Mampu Menghangatkanmu yang Jauh Di Sana




Kaulah calon imamku yang tertulis di Lauhul Mahfudz menjadi alasanku untuk berjuang sekeras ini.  Aku tak pernah merasa sendiri meskipun kita harus terpisah karena jarak. Dan akupun tau kau pasti juga sangat merindukan datangnya diriku. Tunggulah hingga datangnya waktu itu.  Hai calon imamku, kau sebenarnya  imam dan aku makmummu. Kau mengimami sholatku pada setiap waktu. Lalu ku aminkan doamu agar kelak luas surgaku. Diriku terus memperbaiki diri, agar diriku bisa memiliki kau yang juga terus memperbaiki diri dengan berjalan di jalan kebenaran. Seperti yang tertulis dalam Qs. An Nur: 26


“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.

Aku memang tak mengetahui siapa dirimu, tapi aku selalu berharap jika kau terlebih dahulu mencintai Tuhanmu sebelum kau mencintai diriku. Aku terkadang mulai  merasa gelisah dalam penantian penuh kesabaran ini, pada kau insan yang kucintai dalam diamku. Sebelum kau halal bagiku, disini aku hanya merindumu dalam doa. Dan semoga doaku menghangatkamu disudut kota manapun.
Kau calon imamku namamu pun begitu misteri bagiku. Namun doaku tak pernah terputus untukmu. Semoga kau selalu berjuang dengan keras sama seperti diriku saat ini. Kau calon imamku jaga dirimu baik-baik, aku tak ingin dirimu terluka. Termasuk luka karna kau bertemu dengan orang yang salah sebelumnya. Ku harap kau menjaga dirimu hingga menjaga hatimu kelak kita bertemu. Semoga cintaku terus bertambah padamu layaknya kuku dipotong akan terus kembali. Aku akan terus menunggumu aku aku percaya jika ikhtiar sudah sampai batas, biarlah doa dan takdir bertarung di langit dan menunggu keputusan terbaik menurut-Nya. Karna Allah tidak menyuruh kitamenang tetapi Allah menyuruh kita untuk berjuang.

Selaksa Rindu yang Tertawan




Selaksa rindu yang tertawan. Menghias malam yang gelapnya penuh dengan penat dan sekat. Iya, malam seolah menjadi penyekat bagi rasa dan asa, yang ingin menembusnya. Menuju peraduan bintang yang sebentar lagi radu. Malam seperti tidak menginginkan tercipta cinta penuh cita. Malam, selayaknya hitam yang diberikan, egonya terlalu jauh untuk dirangkul sepuluh jemari. Sekalipun tangga yang digunakan adalah harapan, tetap saja bisa tersapu angin.

Selaksa rindu yang tertawan. Tidak mau kalah dengan malam, angin pun demikian kejamnya. Ketika harapan selalu saja ada, ketika angan-angan setia tercipta, ketika impian berwujud, angin bilang tidak. Angin tidak seperti malam, ia gelap dengan jelas, egois dengan nyata. Sementara angin, lembut sekali caramu, meruntuhkan harapan yang tersusun berkat ekspektasi. Relung hati, tergulung angin yang bersifat dingin.
Selaksa rindu yang tertawan. Angin sebenarnya tidak dingin, ternyata ia berhembus bersama sekutunya, hujan. Hujan memang dingin, berkat sekumpulan buliran tangis dari awan hitam. Melincinkan jalan menuju kerinduan, itulah keahlian hujan. Merayu hujan percuma saja, sebab hujan hanya membawa air, tidak dengan hati. Maksud hujan mungkin membersihkan yang kotor, tapi terlalu naif. Percikan hujan yang bersentuhan dengan bumi, menghasilkan nada minor, sendu, dan mendayu-dayu. Menunggu hujan pulang, seperti menunggu waktu yang fana.

Selaksa rindu yang tertawan. Waktu, sewaktu-waktu juga akan tidak setia. Begitulah waktu, tak ingin dibelai, meski dengan rasa dendam sekalipun. Tidak bisa meluruhkan lara dari waktu, sebab ia berjalan saja. Waktu tidak akan menunggu, tidak suka menunggu, dan tidak bakal meragu. Waktu merubah semuanya, semua yang mencoba menentang kehendaknya. Malam, angin, bahkan hujan sekalipun, takluk pada waktu. Waktu lebih egois dibanding malam, waktu lebih kejam caranya daripada angin, dan waktu lebih dingin bila disandingkan dengan hujan. Waktu, teman sepi dan kawan kelam. Hingga waktupun tidak akan berpihak pada yang meragu.

Aku rayu malam, kubelai angin, kuusap hujan, kusentuh waktu. Tidak sekalipun dengan rasa dendam pada mereka. Tidak, bahkan secuil niatpun tidak akan pernah terjadi. Rasa dan asa pernah mereka buat lara. Rasa dan asa pernah merasakan sepi dan kelam. Buatnya harus menata hati. Buatnya harus menyelam jauh lebih dalam dari kelam. Begitu bajiknya rasa dan asa, meski tidak ada kepastian dari mereka, yang punya sifat tidak bisa menerima sedari dulu. Hanya saja rasa dan asa punya sifat untuk meluruhkan lara. Iya, kan kutempuh semua perjalanan, hanya untuk ke hatimu. Meski lebih hina dari malam, lebih bodoh dari angin, lebih idiot dari hujan, dan lebih rendah dari waktu. Karena rasa dan asa, ia sudah menyelam terlalu jauh, membawa salam penawar rindu dariku.

Kurindu, maka akan kukatakan demikian. Tidak untuk malam, angin, hujan, dan waktu. Lebih baik aku katakan apa adanya, karena aku memang rindu.

Kurindu, apa adanya aku bilang. Sebab malam, angin, hujan, dan waktu tidak akan berpihak kepada peragu. Maka kurindu, itu saja. Tidak perlu dipikir soal selaksa nanti rerah, karena kurindu, maka selaksa pasti berubah.

Kurindu. Selaksa rindu yang tertawan.

Engkau yang Akan Ditakdirkan untukku..

“ waktu semakin kencang membawa setiap hari ku, membawa kenangan masa lalu, membawa luka yang pernah ada, membawa tawa yang pernah tercipta, serta membawa tangis yang sempat ada”






Heii lelaki yang akan menemani masa tua ku nanti, sedang apa kamu?, bagaimana kabar mu?
Aku yakin sekarang kau masih sibuk dengan rutinitas mu, bekerja sekuat tenaga untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk kehidupan yang lebih baik, tak lagi kau pedulikan tetesan keringat yang membasahi wajah mu, mengalir mengikuti pola wajah sampai membasahi baju,  bahkan kau tak tau lagi ketika matahari bertukar tempat dengan bulan, kau hanya sibuk dengan rutinitas mu, sampai-sampai kau tak lagi punya waktu untuk sekedar ngopi bersama dengan teman-teman mu.

 Dan aku yakin aku pun belum terlintas dipikiran mu, kau bahkan tidak sempat untuk memikirkan siapa wanita yang akan mendampingi mu nanti, yang akan jadi teman tua mu, yang akan ada disamping mu ketika kamu terbangun di tengah malam.

Hei…

Aku memang belum tau siapa kamu, bagaimana kamu, dimana kamu berada, tapi yang akau tau “kamu ada”. Yakin lah meski waktu belum sempat mempertemukan kita, “aku akan menunggu mu”..
Kadang di  penghujung senja aku bertanya pada diri ku sendiri, siapa kamu??,
Apakah kita sudah saling mengenal sebelumnya?, apakah kamu teman kecil ku?, atau…. teman di masa kuliah ku?, atau… orang yang pernah diam-diam menyukai ku?, atau…. seseorang yang datang dari masa lalu  ku?
Pertanyaan itu selalu saja terlintas di pikiran ku, datang dengan tiba-tiba membawa hayalan kehidupan yang sudah aku rancang untuk kita..hsssss lepas, buyar, sesaat ketika aku menghela napas.

Ingin aku ceritakan sedikit bagaimana rancangan ku untuk kehidupan kita nantinya??, baik lah aku akan menceritakan nya..
Jika nanti kita sudah bertemu, aku ingin segera kau mengajak ku ke penghulu, mengucapkan akad nikah yang akan membuat hubungan kita menjadi halal, hingga kau leluasa menjejali setiap inci lekuk tubuh ku, tak perlu pesta yang meriah, cukup aku, kamu, keluarga besar, dan sahabat terdekat yang menyaksikan kita, tapi jangan lupa aku juga ingin memakai sunting warna emas seperti wanita lainnya dan di arak keliling kampung di dampingi sanak saudara kita sembari di iringi musik talempong…  haiiiih, jangan menatap ku seperti itu, kita di arak keliling kampung bukan karna berbuat salah jadi tak usah malu, kita di arak karena memang begitu tradisi di tanah kelahiran ku, mengikuti adat di tanah kelahiran ku tak apa kan?, nanti di tanah kelahiran mu aku juga akan mengikuti adat perkawinan yang sudah ada sejak dulu, jadi tak perlu malu..ok?

Dan aku ingin punya banyak bayi-bayi mungil bersama mu, tangisan mereka yang akan menjadi alunan musik yang akan kita dengar tiap hari, bahkan yang akan membuat terjaga ketika di pertengahan malam, aku ingin membesarkan mereka bersama mu, kita tak perlu rumah besar, ataupun mewah cukup kita punya rumah sederhana dan kita akan membuat rumah sederhana itu menjadi rumah paling mewah dengan kebahagian kita dan anak-anak kita nanti..
Pendidikan mereka, dan bahkan sampai bagaimana pernikahan mereka nanti aku sudah mencoba untuk membayangkan, haiiiiss,, mata mu seperti mau loncat membaca tulisan ku ini, itu Cuma hayalan ku saja, toh kita tak akan tau bagaimana kehidupan kedepannya..jangan terlalu dipikirkan.

Untuk mu, jangan terlalu lama buat aku menunggu, saat ini bukannya aku terburu-buru tapi aku hanya ingin kamu sedikit memberikan tanda dimana keberadaan mu, aku hanya akan melihat mu dari kejauhan, menunggu sampai waktu kita untuk bersama datang..

Jadi, tetap lah sehat, tetap lah bahagia, tetaplah berusaha, dan tetap lah berdoa agar kita di pertemukan..

Aku hanya ingin mengatakan bahwa “aku ada, aku benar-benar ada”

Saturday, December 17, 2016

12 Ilustrasi Bahwa Hamil Itu Butuh Perjuangan. Makin Terbukti, Bahwa Cewek Nggak Pantas Disia-siakan




Peran cewek sebagai seorang ibu rasanya nggak bisa diremehkan begitu saja. Alasannya jelas karena perjuangan mereka mulai dari masa kehamilan yang begitu berat. Yup! Nggak bisa dipungkiri kalau mengandung selama 9 bulan lamanya menjadi masa yang begitu panjang untuk dijalani.

Selama 9 bulan akan ada banyak hal yang berubah bagi mereka. Kamu yang sudah mengalami atau tengah mengalaminya pasti paham betul bagaimana rasanya. Dan, bagi kamu yang sedang dalam perjalanan menuju masa tersebut, yuk, coba untuk memahami beberapa hal yang akan kamu alami nanti.

Peran cewek sebagai seorang ibu rasanya nggak bisa diremehkan begitu saja. Alasannya jelas karena perjuangan mereka mulai dari masa kehamilan yang begitu berat. Yup! Nggak bisa dipungkiri kalau mengandung selama 9 bulan lamanya menjadi masa yang begitu panjang untuk dijalani.

Untuk itu, kali ini saya coba merangkum beberapa ilustrasi yang menggambarkan perjuanganpara bumil alias ibu hamil. Dan, buat para suami atau calon suami, ikutan cek yuk biar nggak ada lagi kata-kata meremehkan atau bahkan menjatuhkan cewek!

1. Satu hal yang pasti nggak bisa dihindari, yakni rasa mual karena aroma makanan atau apapun. Pusing dan kembung pun rasanya sepaket untuk dinikmati





Selama 9 bulan akan ada banyak hal yang berubah bagi mereka. Kamu yang sudah mengalami atau tengah mengalaminya pasti paham betul bagaimana rasanya. Dan, bagi kamu yang sedang dalam perjalanan menuju masa tersebut, yuk, coba untuk memahami beberapa hal yang akan kamu alami nanti.

Rasa perut yang nggak karuan seperti menjadi teman sejati bagi para bumil. Mual lantaran mencium aroma makanan atau aroma lainnya seperti hal yang nggak bisa dihindari bagi sebagian besar cewek saat hamil. Belum lagi rasa mual tersebut seperti sepaket dengan pusing dan rasa kembung. DUH!

2. Dalam pertumbuhan di dalam perut, pergerakan buah hati seringkali menimbulkan rasa sakit. Namun, ada kebahagiaan yang terselip





Dalam pertumbuhan kehamilan yang dijalani, seringkali pertumbuhan sang buah hati memberikan rasa sakit bagi bumil. Namun, meski tendangan kecil yang terasa nyata membuat nyeri itu menyelipkan sebuah rasa bahagia yang sulit pula untuk diungkapkan.


3. Insomnia juga bisa jadi salah satu teman akrab bagi para bumil. Gelisah, sakit, dan posisi yang nggak nyaman lah penyebabnya





Insomnia atau susah tidur pun menjadi hal yang wajar terjadi. Gelisah, rasa sakit, dan posisi istirahat yang nggak nyaman lah yang seringkali menjadi penyebabnya.

4. Namun, gampang ketiduran dan sering ngantuk pun juga turut menghiasi hari-hari para bumil





Nggak hanya sulit tidur, mudahnya ketiduran dan rasa ngantuk yang gampang dirasakan pun turut menghiasi hari-hari para bumil. Ya, bukan nggak mungkin pagi sampai sore rasa itu menyerang, dan sulit tidur di malam hari lah yang menjadi puncaknya.

5. Semakin perut bumil membesar, memakai sepatu dan kaus kaki pun jadi pekerjaan rumah tersendiri




Perut yang semakin membesar pun nyatanya memberikan efek samping buat para bumil. Semakin besar perut bumil, semakin sulit juga menggunakan kaus kaki dan sepatu bagi mereka.

6. Pembengkakan badan yang seketika pun rela diterima, ini semua demi suami, anak dan keluarga ~




Mama jadi bengkak nggak apa-apa, yang penting kamu sehat ya, Adek Bayi…

7. Kamu pun pasti paham kalau ‘cebok’ atau membersihkan vagina menjadi sebuah hal yang begitu sulit dilakukan. Huft…





Kehalangan perut…

8. Satu hal yang mungkin dirasakan sebagian besar ibu hamil adalah, ngidam!





Ngidam pun jadi sebuah hal yang rasanya begitu wajar dirasakan oleh sebagian besar ibu hamil. Mereka seringkali menyebut ngidam sebagai sebuah keinginan dari si jabang bayi, padahal belum tentu juga sih… Hehe.

9. Sakit pinggang, pegal di kaki, dan ngilu di sekujur tubuh juga jadi langganan yang mau nggak mau harus dirasakan





Bukan ibu hamil namanya jika sakit pinggang, kaki pegal, dan sekujur tubuh yang ngilu nggak dirasakannya. Rasanya itu akan menjadi langganan. Untuk itulah peran suami yang sabar untuk memijat dan meringankan rasa sakit tersebut begitu dibutuhkan.

10. Mood yang mudah berubah-ubah, termasuk jadi begitu sensitif pun seperti menjadi kewajaran yang perlu dimaklumi




Mood yang mudah berubah, termasuk menjadi seseorang yang begitu sensitif seperti menjadi kepribadian baru bagi para bumil. Untuk itulah orang-orang di sekitarnya begitu perlu memaklumi agar kondisi mood bumil selalu bisa stabil.
Lagi-lagi harus maklum, ya…

11. Jangan heran juga kalau tiba-tiba porsi makan bumil naik drastis. Secara, dia makan untuk porsi dua orang gitu, lho…





Porsi makan yang melonjak naik pun jadi hal yang nggak bisa dipungkiri. Jelas rasanya jika porsi makannya jadi begitu banyak, alasannya jelas dong karena dia yang tengah hamil harus makan untuk 2 orang.

12. Tapi yang lebih membahagiakan adalah, saat bumil bisa beradu perut buncit dengan suami. Lucu, ya?





Ayo coba, Mz. Gendutan mana perutku sama kamu…
Itulah beberapa hal yang bisa jadi begitu dipahami oleh para bumil, maupun mereka yang sudah memiliki anak. Paham dong bagaimana perjuangan berat yang harus dilalui mereka. Untuk itulah, jangan lagi meremehkan para cewek, karena mereka adalah salon ibu buat anak-anakmu kelak. Bagimu yang tengah ada di masa kehamilan, selamat berproses, ya!

Thursday, December 15, 2016

Sepucuk Surat Untuk Ayah, Pria Teristimewa Dalam Hidupku




Tak tahu darimana aku harus memulai. Terlalu banyak kata-kata yang ingin kuungkapkan. Sayang, tak ada satupun yang dapat menjelaskan dengan tepat, betapa bahagia aku dipertemukan denganmu.

Aku tak tahu seberapa lebar tawamu, di hari aku muncul ke dunia. Aku tak tahu apa kata pertama yang kau ucapkan ketika melihat wajah kecilku. Aku tak tahu bagaimana perasaanmu ketika pertama kali menggendongku. Takut? Bahagia? Terharu? Entahlah, kukira semua bercampur aduk dalam dada bidangmu.

Namun yang pasti, kau adalah laki-laki pertama yang masuk dalam kehidupanku. Pria yang membesarkan, merawat, dan mendidikku. Pria yang rela terbangun di tengah malam menggantikan Ibu untuk menenangkanku yang kesulitan menghadapi rasa lapar dalam kegelapan.

Kau memastikan aku takkan jatuh, dan meskipun itu terjadi, kau pula yang akan memastikan luka-luka itu akan hilang. Kau meyakinkanku akan selalu berada di sisiku, bahwa kedua tanganmu akan selalu menangkapku, menjaga dan melindungiku dari apapun. Jari-jari besarmulah yang kugenggam di kala aku tak ingin lagi digendong. Ke arahmulah langkah kakiku menuju.

Duduk diatas pundakmu adalah sebuah kehormatan, karena aku dapat sedikit lebih dekat menggapai matahari. Hal-hal besar tampak lebih kecil. Hal-hal tak terjangkau dapat kuraih dengan tangan kecilku. Aku bagaikan ratu yang tengah duduk di singgasana terkokoh.

Bahkan sesekali, kau bisa dengan mudah membawaku dengan lenganmu yang besar. Langkah-langkahmu yang besar dapat menyaingi kegesitanku, menghindarkanku dari marabahaya. Benda kecil nan kasar yang menutupi dagumu itu, aku begitu menyukainya. Terasa geli dan membuatku penasaran. Dan tak ada yang dapat membuatku merasa seperti panglima perang terhebat selain duduk di atas punggungmu, setiap kali kau berpura-pura sebagai kuda terkuatku.

Tak dapat kuukur kesedihan dan kekecewaan yang menyergap hatimu ketika aku tumbuh menjadi remaja pemberontak yang nakal. Tak lagi mengindahkan laranganmu, tak lagi ingin bermain denganmu, bahkan menjawabmu dengan kata-kata yang tak patut. Aku lebih memilih bermain dengan teman-temanku, tenggelam dalam kesibukanku, menghabiskan waktu hingga tak ada yang tersisa lagi untuk kuhabiskan bersamamu.

Aku tak tahu waktu perlahan-lahan mengikis kekuatanmu, membengkokkan punggungmu yang gagah, dan menggerogoti otot-otot kekar tubuhmu. Kau tak pernah berkata apapun. Aku hanya melihat sapuan warna putih di sela-sela rambutmu dan guratan-guratan alam di sekitar wajahmu.

Setiap kulihat senyummu menyambut kepulanganku, kukira semua akan baik-baik saja, bahwa suatu hari aku bisa dengan bangga mempertemukan anakku dengan lelaki terhebat dalam hidupku, yaitu engkau, Ayah.
Siapa yang menyangka bahwa takdir tak begitu menyetujui rencanaku itu. Ia menganggap tugasmu sudah selesai, bahwa engkau telah berhasil mendidikku, membesarkanku menjadi seseorang yang pandai, berkarakter, dan berguna bagi orang lain. Bagiku itu belum cukup untuk membahagiakanmu.

Apakah karena aku pernah menyia-nyiakan waktuku, sehingga takdir pun tak ingin lagi memberi waktu lebih untuk kita habiskan bersama? Apakah sebegitu besar rasa cinta Tuhan padamu sehingga Ia memanggilmu untuk pulang lebih cepat? Apakah cintaku tidak cukup besar untuk mempertahankanmu sedikit lebih lama lagi?

Sekian lamanya pertanyaan-pertanyaan itu bermain-main di benakku, seakan-akan itu bisa membawamu kembali padaku. Tapi, perlahan-lahan aku mencoba untuk menerima bahwa mungkin memang tidak ada lagi yang bisa kau lakukan di dunia. Kau sudah mewariskan sesuatu yang baik pada dunia, yaitu aku.

Tak ada kata yang bisa kuucapkan, tak cukup airmata untuk kucucurkan, tak cukup selamanya kuhabiskan untuk meneriakkan betapa aku berterima kasih padamu untuk segalanya, Ayah. Tak ada yang bisa kuberikan, tak ada yang cukup berharga untuk membayar, untuk membalas semua yang telah kau berikan padaku, Ayah.

Hanya satu yang bisa kujanjikan padamu. Warisanmu takkan berhenti padaku. Semua yang telah kau berikan padaku, akan kuteruskan, akan kulanjutkan, akan kubagikan pada anak dan cucuku. Akan dengan bangga kukatakan pada mereka, bahwa dalam hidupku pernah singgah lelaki terhebat.

Dari putrimu yang selalu mencintaimu, Ayah.

Sepenggal Surat Kepada Wanita yang Telah Membesarkanku



Kata demi kata kujalin, membentangkan jembatan cerita antara diriku dengan seorang wanita istimewa yang menjadi sahabat pertamaku sejak aku hadir ke dunia.

Mungkin pada mulanya, suaraku bukanlah suara yang indah untuk engkau dengar. Betapa tidak. Aku menjerit luar biasa bising ketika engkau melahirkanku, pertanda aku tumbuh sehat di dalam rahimmu yang hangat oleh cinta dan kasihmu. Kaki dan tanganku menggeliat tak sabar, merasakan kelegaan dan angin sejuk menerpa tubuh telanjangku yang kecil. 
Seketika aku berhenti menggigil saat lenganmu yang halus dan hangat membungkusku, menyambutku dengan senyuman terindah, mungkin ditambah dengan satu dua titik airmata.

Kala itu aku sungguh tak tahu, rasa sakit macam apa yang harus kau lalui demi memperkenalkanku pada dunia. Aku terlalu lugu dan acuh untuk mencari arti dibalik lengkung bibirmu yang pucat, dibingkai oleh wajahmu yang berkilau basah oleh peluh. Engkau menyembunyikannya dengan sangat baik. Kurasa kehadiranku telah membuatmu lupa akan semua itu.

Tapi, bahkan hingga saat ini, aku seringkali lupa. Bukannya menjadi putri yang bisa kau banggakan, aku malah menambah rasa sakitmu, dalam wujud yang berbeda. Kekecewaan, kemarahan, dan kesulitan, seringkali kusemai benih-benih itu ke dalam hatimu. Kelelahan yang harus kau tanggung kala menghadapi keegoisan dan sikap kekanakanku, pekatnya kegelapan yang menemanimu kala harus terjaga menunggu kepulanganku yang tengah bersenang-senang di antah berantah, atau merawatku yang tidak bisa menjaga diri dengan baik.

Aku seringkali marah saat engkau menegurku, demi kebaikanku. Bisa saja engkau mengabaikanku setelah itu, namun tidak engkau lakukan. Engkau tak bosan beradu mulut denganku, meskipun itu menjengkelkanku dan membuatmu sedih. Semua kau terima, asal engkau bisa menyelamatkanku dari segala hal buruk nan menggoda yang ditawarkan dunia padaku. Dan aku masih belum menyadari cinta dibalik renggut kesal dan bentakan paraumu.

Sampai tanpa sengaja kulihat punggungmu melengkung renta, menunduk. Tatapan kosongmu mengawang entah kemana. Kutatap lama sosokmu, menyadari waktu telah menggerogoti jiwa dan ragamu perlahan-lahan. Gurat samar yang digores kacau balau di wajahmu tak menghilangkan kecantikan murni puluhan tahun silam kala kita pertama bertemu. Kadang kala kudengar hela nafasmu yang berat, mengirimkan beban ke pundakku, menamparku dengan kenyataan betapa payah dan rendahnya diriku karena belum mampu menghiasi wajah sayumu dengan senyuman.

Apa yang bisa kuberikan untuk membayar semua yang telah engkau lakukan untukku selain doa, Ibu? Aku, yang tak berguna dan tak bisa apa-apa ini. Hanya doa, yang kutahu, yang bisa membayar itu semua. Doa yang kupanjatkan kepada-Nya agar engkau diberi kesehatan, usia panjang, dan kebahagiaan tiada henti.

Aku pun ingin memohon ampun, untuk segala kesalahan, ucapan dan perbuatan, yang telah membuat airmatamu berlinang. Aku tahu, bahkan bila aku bersujud tak putus memanjatkan doa dan membiarkan kakiku melebur dengan tanah yang dingin, takkan cukup untuk membayar semua yang telah engkau berikan padaku, Ibu.

Kuharap dengan sisa waktu yang kita miliki, aku masih berkesempatan menjadi putri yang berbakti untukmu.

Kiranya kuakhiri surat ini dengan permohonan maaf atas kepayahan dan segala kekuranganku.

Maafkan aku, Ibu…

Dan terima kasih…

untuk segalanya…

20 PNS Cantik yang Bikin Cowok Bakal Betah di Kantor. Bukaan CPNS Kapan Ya?



Bagi anak-anak zaman sekarang, pilihan pekerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) bukanlah jadi pekerjaan favorit lagi. Meskipun prestisnya tinggi, banyak kalangan menilai kalau jadi PNS bisa membuat seseorang kehilangan kreativitas. Beda banget dengan orang-orang zaman dahulu yang lebih konservatif. Orangtua kita misalnya, beliau-beliau ini pasti selalu menyarankan anak-anaknya agar jadi PNS demi masa depan yang terjamin.

Nggak salah juga sih kalau para orang tua berpikir seperti itu. Semua pemikiran kan punya sudut pandang da alasannya masing-masing. Alih-alih menyerang para orang tua yang dipandang konservatif itu, kali ini Hipwee Boys mau mengajak kamu semua kepincut dengan pekerjaan sebagai PNS. Kami telah merangkum srikandi-srikandi Indonesia yang punya pekerjaan sebagai PNS, dan bisa bikin cowok-cowok betah di kantor. 

Yuk, langsung aja~

1. Paras PNS asal Provinsi Gorontalo ini bikin adem. Nggak pengen buru-buru pulang kalau lagi di kantor.



2. Siapa yang nggak mau temenan sama moodbooster kayak gini di kantor?




3. Mbak PNS yang satu ini punya kemampuan modeling lho. Kepoin aja Instagramnya.



4. PNS paling hits 2016. Pernah diundang beberapa acara televisi swasta.



5. Kalau jam istirahat datang, terus Mbak Lovena ngajak makan siang bareng, gimana perasaanmu?




6. Kalau kamu stalking IG-nya, sosok Mbak Evi ini begitu menggemaskan. Yakin betah di kantor deh.





7. Balutan kerudung pada wajah Mbak Widya yang lucu ini bikin sosoknya diidamkan banyak cowok. Termasuk yang nulis~





8. Mbak Kornelia ini bukan PNS biasa lho. Dia adalah Puteri Indonesia Kalimantan Barat 2016. Keren, ‘kan?




9. Fazia sempat bikin netizen ramai membicarakannya. Paras cantik Satpol PP wanita ini bikin suasana gerah berubah jadi sepoi-sepoi.



10. Mbak Dayu ini mirip artis siapa gitu ya. Ada yang bisa bantu?



11. Waduhhh… Kedipanmu sungguh berbahaya, mbakkk~





12. Saking awet mudanya, nggak kelihatan kalau sudah punya anak, ‘kan?



13. Yang satu ini juga gawat. Saingan jadi PNS pasti nambah banyak gegara pengen sekantor sama Mbak Wina



14. Bingung mau ngomong apa lagi, tapi sosok Mbak Meri ini pasti pengen banyak cowok pengen sekantor sama dia



15. Kalau dari hasil investigasi sih, Ajeng ini masih muda banget, guys. Mudah-mudahan sih masih jomblo!



16. Kalau ditilik-tilik, Mbak Ina ini sekilas mirip Mikha Tambayong yah?


17. Pak Mendagri, kapan bukaan CPNS? Pengen sekantor sama Mbak Susi :3


18. Kalau lagi bosen sama kerjaan, tinggal nengok wajah mbak yang satu ini aja. Jadi adem lagi~


19. Senyumnyaaa… bikin banyak cowok meleleh.


20. Terakhir, ada Mbak Winda yang cantik jelita. Satpol PP idolaqueee!


Itulah kompilasi foto-foto dari para pegawai negeri sipil cantik di berbagai penjuru Indonesia. Gimana? Masih nggak mau jadi PNS? Hihihihi