Tuesday, October 2, 2018

APA YANG DITAKUTKAN PARA PENGEMBAN KEBENARAN?


-
Syaikh Nashir al-Fahd -fakkallahu asrahu- berkata, mengingatkan para ulama yg diam dari berbicara kebenaran tentang kewajiban mereka:
“Wajib bagi para pengemban ilmu untuk menjelaskan hukum-hukum Allah yang terjadi di lapangan, dari hukum muzhaharah (membantu) orang-orang kafir atas (memerangi) kaum muslimin, hukum loyalitas (wala) kepada orang-orang kafir, hukum berdiri bersama kaum muslimin di kala kesusahan mereka, membantu mujahidin melawan musuh mereka Amerika, hukum menguntit mujahidin, memenjarakan mereka dan mempersulit mereka, dan hukum berhukum kepada dewan taghut (PBB_pent) dan masalah-masalah lain yang dibutuhkan kaum muslimin hari ini!
Kita telah melihat sebagian kalangan ahlul-ilmi yang mengingkari dan mencela atas terbunuhnya tiga ribu kafir salibis dalam sekejap, dan tidak berbicara sepatah kata pun atas pembunuhan lebih dari tiga juta anak-anak Iraq yang terbunuh selama 10 tahun, dan atas dua puluh ribu orang Afghan yang terbunuh selama perang salib!
Apa yang dikhawatirkan orang yang berbicara kebenaran?
Apakah takut dibunuh?
Maka apakah ada yang lebih mulia dari Syahid di jalan Allah, dan lebih mulia dari kedudukan syuhada?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda; “Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh aku senang jika aku terbunuh di jalan Allah, kemudian aku dibangkitkan kemudian terbunuh, kemudian dibangkitkan kemudian terbunuh, kemudian dihidupkan kemudian terbunuh”.
Apakah takut bencana dan penjara?
Ini adalah jalan para Nabi dan orang-orang shalih, sebagaimana disebutkan dari Sa’ad ibn Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu dia berkata; aku berkata; “Wahai Rasulullah siapakah manusia paling berat ujiannya?” Nabi menjawab; “Para Nabi kemudian yang semisal dan semisal, seseorang diuji sesuai kadar diennya, jika diennya kuat, maka kuatlah ujiannya, jika dalam diennya terdapat kelemahan maka dia akan diuji sesuai dengannya, dan tidaklah seorang hamba selalu mendapat ujian hingga dia berjalan di muka bumi sedang dia tanpa memiliki kesalahan”.
Apakah dia takut terputus rizki dan terlunta-lunta?
Padahal Allah berfirman: {Dan di langit rizkimu dan apa yang dijanjikan untuk kalian} [adz-Dzariat: 22], dan berfirman: {dan tidkalah satu binatang melata pun di muka bumi kecuali atas Allah rizkinya} [Hud: 6] dan berfirman: {Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui} [Al-‘Ankabut: 60]
Apakah takut fitnah?
Maka adakah fitnah yang lebih besar dari kekufuran dan kesyirikan, menyebarkannya dan diam darinya?
Allah berfirman {dan fitnah itu lebih berat dari pembunuhan} [Al-Baqarah: 191] dan berfirman: {fitnah itu lebih besar dari pembunuhan} [al-Baqarah: 217].

No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D