Tuesday, October 2, 2018

TENTANG PERMOHONAN MAAF


TENTANG PERMOHONAN MAAF
TIDAK SEMUA ORANG DALAM ISLAM ITU DAPAT DITERIMA MAAFNYA ADA JUGA DENGAN JAWABAN TEBASAN PEDANG (DIBUNUH)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qotadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut. Disebutkan bahwa pada suatu perjalanan perang (yaitu perang Tabuk), ada orang di dalam rombongan tersebut yang berkata, “Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an ini (yang dimaksudkan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala bertemu dengan musuh.”
(Mendengar hal ini), ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata kepada orang tersebut, “Engkau dusta, kamu ini munafik. Aku akan melaporkan ucapanmu ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Maka ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sebelum ‘Auf sampai, wahyu telah turun kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (tentang peristiwa itu). Kemudian orang yang bersenda gurau dengan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bahan candaan itu mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sudah berada di atas untanya. Orang tadi berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tadi hanyalah bersenda gurau, kami lakukan itu hanyalah untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam perjalanan!”
Ibnu Umar (salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berada di dalam rombongan) bercerita, “Sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kakinya tersandung-sandung batu sembari mengatakan, “Kami tadi hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah):
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9 : 65-66).
Beliau mengucapkan itu tanpa menoleh orang tersebut dan beliau juga tidak bersabda lebih dari itu.” (HR. Ibnu Jarir Ath Thobariy dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohihul Musnad min Asbabin Nuzul mengatakan bahwa sanad Ibnu Abi Hatim hasan)
Yang dapat kita petik driuraian di atas
:
".
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"

ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﻗَﺪْﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤٰﻨِﻜُﻢْ ۚ ﺇِﻥ ﻧَّﻌْﻒُ ﻋَﻦ ﻃَﺂﺋِﻔَﺔٍ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻧُﻌَﺬِّﺏْ ﻃَﺂﺋِﻔَﺔًۢ ﺑِﺄَﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻣُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.
Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
[At- Taubah : 65-66]

Beliau ucapkan itu tanpa menengok dan tidak bersabda kepadanya lebih dari itu.
Artinya beliau tidak memberikan maaf kepadanya.
Ternyata nabi shollallohu 'alaihi wasallam beberapa kali tidak memberikan maaf kepada orang-orang tertentu karena kesalahan mereka yang melampaui batas dalam memusuhi islam di antaranya pada fathu Makah :
1. Ibnu Abi Sarh yang dibunuh karena murtad setelah hijroh dan kembali ke Mekah
2. Ibnu Khothol yang bergelantungan di kain ka’bah dengan harapan diampuni oleh rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam akan tetapi beliau tetap menetapkan hukuman mati terhadapnya
3. Muqish bin Shobabah dimana setelah masuk islam ia melakukan pembunuhan terhadap sahabat anshor lalu murtad dan kembali ke Mekah akhirnya pada fathu Mekah atas intruksi nabi shollallohu 'alaihi wasallam akhirnya dibunuh oleh Numailah bin Abdulloh
4. Alharits dibunuh oleh Ali karena termasuk orang yang sangat keras permusuhannya terhadap Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam selama beliau berdakwah di Mekah
5. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah ketetapan Rasulullah SAW untuk menghukum mati
600–900 dipenggal (Tabari, Ibn Hisham)[
semua laki-laki bani Quroidzoh yang sudah baligh, karena merekalah suku Yahudi yang terlalu banyak memberikan permusuhannya kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab tauhidnya berkata :

ﺃﻥَّ ﻣِﻦَ ﺍﻹِﻋْﺘِﺬَﺍﺭِ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻨْﺒَﻐِﻰ ﺃﻥْ ﻳُﻘْﺒَﻞَ
Tidak semua permintaan maaf mesti diterima (ada juga permintaan maaf yang harus ditolak)

No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D