Thursday, January 26, 2017

Dalam Budaya Bugis Manusia dikenal memiliki 5 Jenis kelamin

Pembagian jenis kelamin di seluruh dunia yang kemudian dibarengi dengan tuntutan peran sosial disebut gender.

Dalam hal tradisi dan adat-istiadat, tidak semua budaya memiliki pandangan sama dalam hal pembagian gender, yang ada hanya dua, pria dan wanita.

Suku Bugis di Sulawesi Selatan membagi masyarakat mereka menjadi 5 jenis kelamin yang terpisah, yaitu gender pertama disebut Oroane, artinya lelaki.
Jenis kelamin ini dituntut harus maskulin dan mampu menjalin hubungan dengan perempuan.

Selanjutnya, gender kedua disebut Makkunrai, artinya perempuan. Mereka kerapkali dituntut bersikap feminin, jatuh cinta dan bersedia menikah dengan lelaki, mempunyai anak dan mengurusnya, serta wajib melayani suami.

Calalai adalah gender ketiga yang diakui dalam kebudayaan Bugis. Calalai ini perempuan yang berpenampilan seperti layaknya laki-laki. Biasa juga disebut perempuan maskulin atau tomboy. Dalam bahasa Makassar disebut balaki. Kelompok ini mengacu pada orang yang berkelamin perempuan saat lahir, tetapi mengambil peran laki-laki heteroseksual dalam masyarakat Bugis.

Calabai merupakan jenis kelamin keempat dalam kebudayaan Bugis. Calabai adalah laki-laki yang berpenampilan seperti layaknya perempuan. Orang-orang ini umumnya laki-laki secara fisik, tetapi mengambil peran perempuan heteroseksual. Mode dan ekspresi gender seorang Calabai terlihat feminin, tetapi tidak khas dengan gender wanita.
Jika ada acara pernikahan dalam masyarakat Bugis, Calabai sering dilibatkan dalam hal pengaturannya. Calabai bertanggung jawab untuk banyak hal, mulai dari pengaturan dekorasi tenda, mengatur kursi pengantin, gaun pengantin, kostum untuk pengantin pria, dan keseluruhan rangkaian pesta pernikahan.

Bissu sebagai gender kelima berbeda dengan empat gender yang lain. Mereka adalah golongan yang disebut bukan lelaki dan bukan pula perempuan. Bissu atau kelompok orang-orang mistik, dalam budaya Bugis memiliki posisi yang sangat penting. Pada setiap upacara adat Bugis mereka bertindak sebagai pemangku adat. Itu karena seorang Bissu masih menjaga teguh tradisi dan peran serta
kebiasaan turun temurun nilai-nilai budaya Bugis klasik.

Sumber : Makassar Terkini

No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D