Friday, March 30, 2018

Lebih baik ditampar oleh kejujuran daripada dikecup oleh kebohongan



Pertama, jika ingin mengerti keburukan sifat dusta dari diri sendiri maka perhatikan kebohongan orang lain, niscaya anda akan membencinya, merendahkan, dan mengecamnya. Begitulah kedudukan orang yang berdusta, yang melakukan suatu yang tidak terpuji dan melakukan salah satu ciri kemunafikan, yakni: “Jika berkata, dia berbohong”.

Aku pernah melihat seekor semut datang menuju bangkai belalang, ia ingin mencoba menariknya tetapi tidak kuat mengerjakannya sendiri. Lalu ia pergi tak jauh dari situ, kemudian datang dengan beberapa rombongan semut. Aku angkat belalang tersebut dari bumi (tanah). Tatkala si semut datang ke tempat ditemukannya belalang, ia dan rombongan semut lainnya berputar-putar mencari belalang. Tatkala tidak mendapatinya maka mereka kembali ke sarangnya masing-masing. Setelah itu aku taruh kembali bangkai belalangnya. Semut itu datang lagi dan mendapatinya lalu berusaha untuk menariknya tetapi tak kuat, maka ia pergi tak jauh untuk memanggil teman-temannya sehingga mereka berdatangan tetapi aku angkat lagi belalangnya. Tatkala mereka berputar-putar tidak mendapatinya maka mereka pulang lagi.

Aku pun kembali menaruh belalang lagi dan ternyata semut itu kembali lagi dan memanggil teman-temannya lalu aku angkat lagi. Tatkala mereka sudah berputar-putar di sekitar area tetapi tak mendapatinya, maka mereka pun membuat suatu lingkaran dan menjadikan semut itu di tengah-tengah mereka kemudian mereka mengeroyoknya dan memotongnya anggota tubuhnya satu per satu. Jadi binatang pun membenci dan mengutuk para pembohong. Perhatikanlah tatkala para semut tadi sudah merasa dibohongi sebanyak tiga kali, maka mereka menghukum pembohong tersebut dan mengeroyoknya beramai-ramai.

Kedua, sesungguhnya jujur itu menunjukkan kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur, niscaya dicatat di sisi Tuhan sebagai orang yang jujur. Dan sebaliknya, susungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengubah pola pikir. Jangan pernah pikirkan hal yang berbau ketidakjujuran. Cobalah selalu berpikir untuk melakukan hal yang jujur, dan berkata sesuai fakta yang ada. Mungkin sifat tidak jujur sudah ada sejak kita masih kecil, seperti memakan kue tapi tidak bilang-bilang. Memang skalanya masih kecil, tapi kebiasaan menutup-nutupi sesuatu akan berujung pada ketidakjujuran pada masalah yang lebih besar lagi. Anda harus sadar akibat buruk yang mungkin akan muncul jika tidak jujur. Kesadaran itulah yang membuat seseorang berpikir dua kali untuk melakukan ketidak jujuran.



Jadi poin ketiga, pada hakikatnya jujurlah dan jangan perlakukan orang seperti kebanyakan orang memperlakukan bendera, seolah-olah dipuja, dihormati, lalu ditarik ulur, kemudian ditinggalkan sendiri, kepanasan sendiri, kehujanan sendiri, merana sendiri, hingga lecek dan warnanya meluntur.

cara menghormati setiap orang baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Jika anda bersikap ramah terhadap orang lain maka orang lain juga akan menunjukkan sikap bersahabat kepada anda. Selain ramah, bersikap adil kepada semua orang membuat setiap orang merasa dihargai dan diperlukan setara. Setiap orang ingin diperlakukan dengan adil. Jika seseorang merasa diperlakukan tidak adil, ia akan cenderung memberikan respek buruk.

Dan terakhir, cinta pun bisa berdusta, tetapi jika yang engkau miliki adalah cinta sejati maka semua bisa diatasi. Jika ada cinta sejati yang mewarnai hidupmu, kamu pun tak akan pernah mengkhianati siapapun dengan berdusta. Lebih baik ditampar oleh kejujuran daripada dikecup oleh kebohongan.

No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D