Surat Terbuka Untukmu

Hai 

Bagaimana kabar dirimu ?

Bagaimana dengan hatimu ? masih adakah ruang kosong di hatimu itu?

Aku sudah cukup lelah menahan perasaanku ini, 

Perasaan yang muncul dari kata ciee mereka kepada kita

Awalnya aku baik-baik saja dengan semua candaan mereka kepada kita

Namun, tiap detik yang kulalui bersamamu terasa amat berharga

Meski cuma beberapa rangkaian kata percakapan yang mungkin tak berharga sama sekali bagimu

Tahukah kamu ?

Setiap kali kita bertatapan mata, aku selalu mengalihkan pandanganku, itu bukan berarti aku cuek padamu

Tak jarang diriku salah tingkah meskipun hanya berpas-pasan denganmu.

Aku lebih memilih melihatmu dari kejauhan dan ikut tersenyum melihat tawamu.

Apakah dirimu tidak menyadarinya ? ataukah memang dirimu sengaja tidak menyadarinya ?

Pengecut ? 

Iya, aku seorang pengecut yang diam-diam jatuh hati padamu

Tapi apakah tidak ada kata cinta bagi orang yang pengecut ini ?

Aku sudah melalui berbagai macam hubungan,

Sebagian dari hubungan itu kandas karena kepolosan dan keegoisan diriku di masa lalu.

Yang akhirnya membuatku menjadi lebih berhati-hati dalam mendekati seseorang.

Namun, engkau dengan mudahnya membuatku kembali merasakan rasanya cinta

Untukku yang terlalu biasa ini, kamu adalah perempuan cantik yang telah mengukir kembali senyuman di wajahku

Walaupun hanya dengan bermodalkan sebuah foto selfie bersamamu

Meskipun pada akhirnya mungkin itu hanyalah candaan harian untuk menghilangkan rasa bosanmu

Kadang ada rasa bimbang ketika aku ingin menyampaikan perasaan milikku

Namun, aku tetaplah aku, yang khawatir dan dirundung cemas jika kembali mengharapkan sesuatu yang tak jelas namun pada akhirnya ternyata itu hanyalah sebatas harapan semata.

Jadi, biarlah kulalui hari-hari ini dengan senyuman yang telah kau ukir kembali

Sejujurnya malu rasanya menulis surat ini namun

i just wanna say i love you and thanks for bring my smile back 

. . . . . .