Pernah merasakan menjadi pengagum rahasia? Pasti banyak yang merasakan ini. Hanya mampu melihat dari kejauhan, memperhatikan gerak-geriknya, kadang tersenyum kecil bahkan terkekeh ketika melihat tingkah lucunya. Menjadi seseorang yang paling ingin tahu keadaannya meski sebenarnya kau tidak dekat sama sekali, memendam setiap perasaan yang ada sendirian saja, tak pernah berani mengungkap.
Bagaimana mau mengungkapkan? Toh bicara di depannya hanya sekedar membahas tugas kuliah saja, hatiku berdegup tak karuan. Karena hal itu, keputusanku adalah diam saja, mengagumimu dalam diam. Mungkin aku hanya kagum.
4 semester terlewati, meski ada yang singgah dihati, tapi tetap saja kekaguman padamu kadarnya sama. Hingga entah ada angin apa yang berhembus kita menjadi dekat, curhatan-curhatanmu di BBM selalu jadi yang ku tunggu tiap malam tiba. Meskipun curhatanmu adalah tentang seseorang yang lain, seseorang yang juga kau kagumi dan sukai sejak lama. Aku tak pernah sedikitpun kecewa saat itu, aku adalah pengagummu, dan dibenakku aku adalah seorang yang akan mendukung apa yang kau sukai.
Sampai ketika aku terus meyakinkan aku hanya mengagumi, namun aku melihatmu dari kejauhan. Dramatis memang, kamu sedang bersamanya. Lampu-lampu di Malioboro menjadi tak romantis lagi bagiku, aku sadar. Aku tidak hanya kagum, entah kapan aku mulai menimbun rasa suka padamu. Hingga rasanya sakit ketika menyaksikan adegan tersebut. Tapi bisa apa? Aku hanya pengagum rahasia. Aku diam dan pergi, nanti aku akan lupa sendiri.
Berbulan-bulan tak pernah ada satu kata berarti yang mampir, dan mungkin kali ini bukan hanya angin yang datang tapi terjadi badai. Sampai akhirnya obrolan itu terjalin kembali, bukan menanyakan kabar atau basa-basi curhat. Saling berbagi cerita, menjadi teman!! Obrolan yang menurutku malah menumbuhkan berbagai perasaan aneh, ketika lu dan gua berubah jadi aku dan kamu.
Sampai sekarang aku masih merasa bermimpi jika duduk berdua dan mengobrol denganmu, merasa bermimpi yang terlampau indah. Kadang aku begitu bahagia, kadang merana. Setiap kali ada perasaan lain muncul, aku menekannya kuat-kuat. Setiap kali harapan seperti akan tumbuh, aku mematahkannya lagi. Bukan apa-apa, karena aku tak ingin siapapun sakit hati.
Aku tahu kamu, ceritamu dulu. Perjuanganmu dulu, cerita yang terus ku ingat detailnya, yang mungkin kau sudah lupa. Sampai pada ketidakjelasan itu kau jelaskan padaku tanpa sebab yang pasti mengapa kau harus menjelaskannya padaku. Akhirnya aku menyerah. Aku menyerah menjadi pengagum rahasia. Datang darimana keberanian yang akhirnya membuat semua kata-kata jujur keluar, aku yang selama ini hanya diam dan tak bercerita ke satu orang pun. Aku yang tak pernah punya keberanian sebelumnya, karena saat itu hatiku berbisik
"kau ingin menyesal? kau akan menyesal jika tidak mengungkapkannya! Ingat, lebih baik menerima kenyataan setelah mengungkapkan daripada menyesal tanpa ada pengungkapan".
Dan keluarlah semua kata-kata indah yaitu kejujuran dari hati seorang perempuan yang selama ini hanya diam-diam mengagumimu, yang selama 3 tahun terakhir matanya selalu mencari sosokmu. Aku bukan lagi pengagum rahasiamu. Sekarang aku pengagum yang sudah bukan rahasia lagi bagimu. Kedepannya bagaimana, aku sama sekali tak merisaukan hal itu. Aku lega, aku senang dapat mengungkapkannya padamu.
Meskipun kelak jika kau memilih yang kau cintai, aku hanya akan tetap seperti ini. Siapa yang tahu, kau yang dulu mengagumi seseorang dan dekat dengannya. Lalu sekarang kau yang dikagumi seseorang dan seseorang itu dekat denganmu. Semuanya bisa berbalik kapanpun, sesuai kehendak-Nya. Aku hanya berpegang pada doa, karena setauku doa dapat merubah takdir. Yang bisa aku lakukan adalah menyelipkan namamu di setiap doa malamku, dan berharap setiap doaku sampai ke pintu langit.
No comments:
Post a Comment
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam
==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D