Saturday, April 7, 2018

Ironi perguruan tinggi di Negri kita


                      IRONI PERKULIAHAN TANAH AIR


Perguruan tinggi kata orang -orang adalah salah satu jalan untuk meraih gelar yang di idam -idamkan, Dan tak cuma gelar. lewat perguruan tinggi kita juga di ajak mengenal dan memahami beberapa konsentrasi ilmu pada cabang perkuliahan yang kita ampu ya dik -adik

Perkuliahan juga membuat kita menjadi melek dengan situasi negara, politik, teknologi, tren, doggy style terbaru dan lain -lain yang membuat kita kekinian.

Namun selepas dari itu semua dik, ada beberapa hal yang ingin Om lampiaskan di dalam tulisan yang seberapa ini.

Moga -mogahan untuk profesi yang bersangkutan baca dan dapat memahami, dan dapat memberi jalan keluar dari permasalahn pelik yang sedang melanda negri ini.

Perkuliahan, banyak orang bilang adalah salah satu jalan dari banyak jalan -jalan untuk mencapai derajat kesuksesan.

Banyak pengusaha, artis, atlet, polisi, preseden bahkan profesi rendahan sekelas pekerjaan yang sering di salah gunakan untuk menjadi lahan korupsi di negri ini di capai dengan lebih dulu mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan.

Demi untuk mencapai derajat kesuksesan yang berbeda -beda setiap orang. Ratusan ribu pelajar di negri ini menempuh pendidikan kuliah dengan harapan ketika lulus wisuda mereka dapat mencapai derajat kesuksesan sesuai dengan mimpinya

Namun sayang sekali,,
Sayang sekali Om pertanyakan yah dikk, ,
Apakah perkuliahan di negri ini sudah sebaik yang calon anak cucu kita kira


Dosen yang tidak sesuai dengan bidang ilmu



Ini masalah pelik nomer satu yang membuat Om bertanya -tanya dengan para rektor, para dekan, dan para petinggi -petinggi kampus.

Apakah mereka memperkerjakan seseorang hanya dari riwayat pengalaman, kenalan, Atau malah hanya dari "hubungan saudara" yang menjadikan mereka dapat seenak jidat mengajar mahasiswa dengan ilmu pas -pasan materi yang gak jelas.

Dan parahnya lagi, sangat sangat parah yang membuat Om sering meneteskan air mani, ehh air mata adalah ketika kotrak perkuliahan sang dosen menjelaskan bahwa ilmunya tidak sesuai dengan mata kuliah yang dia ampu, sehingga menyerahkan materi dasar dan menyuruh siswanya untuk membentuk kelompok diskusi.

Sedangkan sang dosen hanya sibuk main HP sambil membaca makalah. Sedangkan materi yang sedang di diskusikan atau di perdebatkan malah, hanya di luruskan sedikit tanpa di berikan statmend akhir dari sang dosen yang membuat beberapa pertanyaan tidak terjawab



Dosen Kelewat Loyal




permasalahan nomer dua yang membuat Om bertanya -tanya dengan para rektor, para dekan, dan para petinggi -petinggi kampus.

Adalah dosen yang terlalu loyal dalam memberikan nilai, pernah dalam satu mata perkuliahan dalam satu kelas Om menemukan keganjilan yang juga gak kalah parahnya dengan yang di atas, yaitu loyalnya sang dosen yang memberikan nilai A secara keseluruhan mahasiswa. 


Padahal di dalam satu kelas tidak semua memiliki kemampuan daya tangkap yang cerdas macam Albert Einten seperti Om yang sebelum dosen menjelaskan materi Om sudah menguasai metarinya.


Di dalam satu kelas ada yang agak sulit untuk memahami materi, ada yang jarang masuk, ada yang homo, ada yang kerjaanya main ML selama perkuliahan dan ada yang cuman masuk 2 kali dalam satu semester. Dan semua itu mendapatkan satu nilai yang sama, yaitu A



yahh, bersyukur memang bagi orang -orang malas yang jarang masuk. Namun bagi seseorang yang rajin, cerdas, dan cantik jelita seperti Om merasa di rugikan,

Yahh bayangkan saja ya dik, Om dateng on time jam 7.25 padahal perkuliahan di mulai 7.00 sedangkan teman -teman Om yang malas datang jam 6.30 terlambat setengah jam. Tapi nilai di pukul rata jadi A atau setara dengan 80 - 90 pertugas, uas, dan uts.

Itu baru masalah kehadiran secara on time dik, belum soal absensi, penguasaan materi dan lain -lain yang Om unggul di atas mereka semua. 


Absensi Om baru 5 kali masuk per 15 kali pertemuan, satu kali persentasi, dua kali uas dan uts. Dan sisanya adalah ajang main ML selama dosen menjelaskan materi. 
 namun semua itu sia -sia karna teman -teman Om yang pemalas (masuk full) juga sama mendapatkan nilai A


Dosen Yang jarang masuk



Biasanya dosen -dosen dari kalangan ini adalah mereka yang punya sejuta aktifitas di samping mengajar mahasiswanya. Kewajiban mengajar mahasiswanya tetap di jalani. Tetapi sambil menerima puluhan telpon 

Dengan menjelaskan materi yang sedikit lalu pamit pergi karna ada urusan yang katanya lebih penting, daripada mencerdasakan para generasi penerus bangsa ini.




Dosen tipe ini biasanya beruisa di atas 30 tahun, karna kebanyakan mereka mendapat banyak job -job sampingan karna di percaya telah memiliki ilmu yang tinggi di bidangnya.

Contoh dosen mata kuliah hukum di kampus Om, selama 15 kali pertemuan beliau hanya masuk 4 kali. Satu kali Uas dan Uts yang di gabung, satu kali pertemuan pertama sekaligus kontrak perkuliahan. Dan kedua kali masuknya adalah mengajar seperti biasa sambil menerima puluhan ribu telpon yang masuk, sehingga perkuliahan tidak berjalan dengan kondusip. Dan sudah bisa di tebak bagaimana kualitas mahasiswa yang di ampunya.

Entah kenapa orang -orang seperti ini banyak sekali jumlahnya di kampus Negri. Sekali lagi Om bertanya -tanya apakah para pembesar kampus tidak bisa memilah -milah orang yang mampu bertanggung jawab 100% terhadap amanahnya.
Di tambah lagi bukankah amanah yang sedang di ampu adalah kewajiban untuk mendidik generasi penerus bangsa.

Staff Akademik Kampus yang seperti Tuhan




yah begitu Om bahasakan.

Bagaimana tidak ya, pernahkah dalam perkuliahan adik -adik hendak mengurus beberapa berkas yang salah cetak, atau tertukar. Atau mau mengurus Absensi yang biasa di urus oleh kosma, atau berbagai kesalahan yang di perbuat oleh pihak akademik. Tetapi kekita kita hendak mengurusnya, malah yang terjadi adalah staf sulit di temui karna berbagai alasan klasik, mulai dari sedang mengajar. Sedang istirahat atau sedang sibuk.

curhat sedikit yah dik, tentang problematika di kampus Om,

Jadi staf di akademik salah menginput nilai mahasiswa dan ingin meninta pertanggung jawaban dari pihak yang bersangkutan, dan jawabanya adalah. "Coba temui ibu anu" dah . . setelah di cari -cari ketemulah si ibu anu, dan ketika ketemu muncul kalimat sakti lagi.
"Ohh itumah tugasnya si anu" dahh. . . setelah di cari -cari ketemu lagilah dengan yang dimaksud, dan jawabanya masih sama seperti kedua orang tadi.

Yang aneh ketika di jelaskan "saya sudah menghadap ibu anu, tapi di suruh ke bapak anu, ketika sudah ketemu malah di suruh menghadap ibu" dan ternyata memang mereka bertiga yang menginput nilai. 

Dan parahnya lagi, muncul kalimat sakti "coba hubungi dosen yang memberi nilai" padahal sudah jelas -jelas nilai yang di berikan dosen dengan nilai yang ada di web berbeda dan murni kesalahan pihak akademik.

Dan hal yang paling sakti dari kejadian tersebut Adalah ketika sang dosen yang sekaligus staff bilang, "nanti saja saya lagi sibuk" padahal di dalam ruangan kerjanya sebelum kami masuk beliau sedang bermain dengan anaknya.

Dan kenapa hewan laknaktullah yang bermental cacad seperti ini bisa di pekerjakan di instansi pemerintahan yang berperan di pendidikan


Pembuangan skripsi



Inilah persoalan yang paling menyedihkan di negara kita,

Bagi mahasiswa yang akan lulus dan mendapatkan gelar yang di idam -idamkan harus melalui tahap akhir yang banyak di takuti oleh calon mahasiswa, mereka mengganggap bahwa skripsi adalah momok yang sangat menakutkan.

Benarkah ??
Yah tidak juga dikk, ,
Skripsi itu relatif, sama seperti rezki. Mudah bagi yang mau berusaha dan agak sulit bagi yang malas. Tentunya lewat beberapa perjuangan, seperti menunggu dosen pembimbing, melakukan riset sesuai dengan judul skripsi dan beberapa perjuangan lainya.

Namun yang Om sesalkan bukanlah perjuangan kita yang sedikit ini dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Tetapi setelah kita menyelesaikan skripsi yang di buat dengan deni kasih yang tinggi, menghabiskan beberpa ribu uang, revisi berkali -kali, di coret -coret dosen dan sebagainya.

Setelah skripsi itu selesai, taukah kalian apa yang terjadi dengab skripsi itu

sekian tulisan gak bermutu dari Om, 

moga -moga bisa menjadi manfaat bagi adik -adik yang ingin menjadi dosen atau rektor, ataupun para petinggi kampus, semoga kalian bisa menjadi pencetak generasi emas bagi bangsa ini. Dan pesan Om hanyalah : "jalani amanah sesuai dengan tugas yang di emban...


No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D