Tuesday, November 8, 2011

Wahai manusia, sadarlah ..

Makin jauh waktu berjalan, manusia kian bingung meraih kebahagiaan. Mata manusia kian kabur terhadap jalan yang menuju kesana. Telinga manusia kian  tuli terhadap suara-suara petunjuk. Makna sejati suatu kebahagiaan makin  terpolusi. Usia manusia makin pendek, tersita oleh aktivitasnya untuk  mengejar bayangannya sendiri. Ia berlari, bayangan itu pun berlari. Ia  diam, bayangan itu pun diam. Persaingan yang tak akan pernah berhenti,dan  manusia akan tetap tertinggal oleh bayangannya.
 
Masya Allah. Masih banyak manusia yang tiada menahu keterbatasannya. Masih  banyak manusia yang mengingkari kekurangannya. Masih banyak manusia yang  menutupi kelemahannya dengan keangkuhan diri. Masih banyak manusia yang  tidak segan-segan untuk tertawa terkekeh-kekeh diantara kehinaandirinya.  Sehingga matanya menjadi buta, telinganya menjadi tuli. Ia tidak lagi bisa  menatap ketiada-batasan Allah. Ia tidak bisa lagi mendengar kesempurnaan  suara Allah. Kelebihan Allah tiada pernah dilihatnya, malahan ia tersibuk  untuk mengurangi kelebihan Allah itu.
 
Alam ikhtiar manusia memang teramat sempit, sedikit, tak lebih dari  setetes dari lautan kekuasaan Allah. Bahkan seandainya setetes itu  diperumpamakan sebagai lautan lagi, maka puncak tertinggi kemampuan  manusia tak lebih dari setetes lautan ini. Manusia memang lemah, tak  berdaya, terbatas, serba kekurangan. Tapi manusia bisa naik derajatnya  ketika ia menyadari segala kekhilafannya, menyadari kehinaan dirinya, dan  dengan ketulusan hati mengagungkan Allah, memohon ampunan Allah, merintih  dan memelas kasih-Nya. Maka manusia yang meleburkan kehinaannya ke dalam  tungku ke-Maha-an Allah, maka Allah akan mengasihinya, menyayanginya,  membelainya, dan Dia tidak akan segan-segan untuk mengangkatnya dari  jurang kekerdilannya menuju puncak kemuliaan, memuliakannya. Tapi dasar  manusia, tidak bisa belajar dari historis setan yang divonis menjadi  penghuni abadi neraka karena kesombongannya. Kebanyakan manusia punenggan  untuk mengakui kelemahannya, menundukkan dirinya, menyujudkan dirinya,  dengan tulus menyadari kekerdilannya. Kenapa masih banyak manusia yang  menutup-nutupi kehinaannya ? berlaku sombong, mbalelo, membusungkan  dadanya, dan sedikitpun tidak punya rasa malu.
 

No comments:

Post a Comment

NOTES :
- Harap bekomentar sesuai dengan judul postingan
- Tidak diperbolehkan mempromosikan barang atau berjualan
- Bagi yang berkomentar menyertakan link dianggap spam

==> SELAMAT BERKOMENTAR .... :D